Butir soal merupakan perangkat utama dalam sistem penilaian terhadap siswa di sekolah. Untuk itu sangat penting menentukan mana soal-soal yang cacat atau tidak berfungsi penggunaannya. Pendidik perlu meningkatkan kualitas butir soal melalui analisis terhadap tiga komponen utama yang meliputi (1) tingkat kesukaran, (2) daya pembeda, dan (3) pengecoh soal.
Kegiatan menganalisis butir soal merupakan proses pengumpulan, peringkasan dan penggunaan informasi dari jawaban siswa untuk membuat keputusan tentang setiap penilaian (Nitko, 1996).
Tujuan analisis butir soal :
* mengkaji dan menelaah setiap butir soal agar diperoleh soal yang bermutu sebelum digunakan.
* membantu meningkatkan kualitas tes melalui revisi atau membuang soal yang tidak efektif
* mengetahui informasi diagnostik pada siswa, sudahkan mereka memahami materi yang telah diajarkan
Manfaat analisis butir soal :
* membantu para pengguna tes dalam evaluasi atas tes yang digunakan
* sangat relevan bagi penyusunan tes informal dan lokal (seperti tes yang disiapkan guru di kelas)
* mendukung penulisan butir soal yang efektif
* secara materi dapat memperbaiki tes di kelas
* meningkatkan validitas dan reliabilitas soal
* menentukan apakah suatu fungsi butir soal sesuai dengan yang diharapkan
* memberi masukan kepada siswa tentang kemampuan dan sebagian dasar untuk bahan diskusi di kelas
* memberi masukan kepada guru tentang kesulitan siswa
* memberi masukan pada aspek tertentu untuk pengembangan kurikulum
* merevisi materi yang dinilai atau diukur
* meningkatkan keterampilan penulisan soal
Ada dua jenis analisis butir soal yang dapat pendidik laksanakan, yaitu :
1. Analisis secara kualitatif, prosedur peningkatan secara judgement, terkait dengan isi dan bentuk soal
2. Analisis secara kuantitatif, prosedur peningkatan secara empirik, terkait dengan ciri-ciri statistiknya
Pengertian
* Penelaahan ini biasanya dilakukan sebelum soal digunakan/diujikan (tes tertulis, perbuatan, dan sikap)
* Aspek yang ditelaah : segi materi, konstruksi, bahasa/budaya, dan kunci jawaban/pedoman penskorannya
* Bahan penunjang : bahan-bahan penunjang seperti: (1) kisi-kisi tes, (2) kurikulum yang digunakan, (3) buku sumber, dan (4) kamus bahasa Indonesia.
Teknik analisis
1. Teknik moderator merupakan teknik berdiskusi yang di dalamnya terdapat satu orang sebagai penengah. Berdasarkan teknik ini, setiap butir soal didiskusikan secara bersama-sama dengan beberapa ahli dan dimoderatori oleh satu orang.
Kelebihan : Setiap butir soal dapat dituntaskan secara bersama-sama, perbaikannya seperti apa
Kelemahan : Teknik ini adalah memerlukan waktu lama untuk rnendiskusikan setiap satu butir soal.
2. Teknik panel merupakan suatu teknik menelaah butir soal yang setiap butir soalnya ditelaah berdasarkan kaidah penulisan butir soal. Para penelaah dipersilakan memperbaiki langsung pada teks soal dan memberikan komentarnya serta memberikan nilai pada setiap butir soalnya yang kriterianya adalah: baik, diperbaiki, atau diganti.
Prosedur analisis
Untuk mempermudah prosedur pelaksanaan dapat menggunakan format penelahaan soal yang digunakan sebagai dasar untuk menganalisis setiap butir soal.
Model format penelaahan soal :
* [Download not found]
* [Download not found]
* [Download not found]
* RPP-Penjas-X-11 (9)
Analisis Secara Kuantitatif
Pengertian
Penelaahan butir soal didasarkan pada data empirik dari butir soal terkait yang telah diujikan.
Pendekatan analisis
Klasik
Analisis butir soal secara klasik adalah proses penelaahan butir soal melalui informasi dari jawaban peserta didik guna meningkatkan mutu butir soal yang bersangkutan dengan menggunakan teori tes klasik.
Kelebihan : mudah , murah, sederhana, familier digunakan guru-guru,dapat menggunakan data sampel kecil.
Kelemahan :
(1) Tingkat kemampuan dalam teori klasik adalah “true score”. Jika tes sulit artinya tingkat kemampuan peserta didik mudah. Jika tes mudah artinya tingkat kemampuan peserta didik tinggi.
(2) Tingkat kesukaran soal didefinisikan sebagai proporsi peserta didik dalam grup yang menjawab benar soal. Mudah/sulitnya butir soal tergantung pada kemampuan peserta didik yang dites dan kemampuan tes yang diberikan.
(3) Daya pembeda, reliabilitas, dan validitas soal/tes didefinisikan berdasarkan grup peserta didik.
Modern
Penelaahan butir soal dengan menggunakan Item Response Theory (IRT) atau teori jawaban butir soal. Teori ini merupakan suatu teori yang menggunakan fungsi matematika untuk menghubungkan antara peluang menjawab benar suatu soal dengan kemampuan siswa.
IRT merupakan hubungan antara probabilitas jawaban suatu butir soal yang benar dan kemampuan siswa atau tingkatan/level prestasi siswa.
Kelebihan :
(1) asumsi banyak soal yang diukur pada trait yang sama, perkiraan tingkat kemampuan peserta didik adalah independen;
(2) asumsi pada populasi tingkat kesukaran, daya pembeda merupakan independen sampel yang menggambarkan untuk tujuan kalibrasi soal;
(3) statistik yang digunakan untuk menghitung tingkat kemampuan siswa diperkirakan dapat terlaksana
Kelemahan : prosesnya cukup rumit dan sulit
Penghitungan dalam penelaahan butir soal secara kuantitatif dapat menggunakan bantuan kalkulato scientific atau program komputer.
Program yang sudah dikenal secara umum adalah EXCEL, SPSS (Statitistical Program for Social Science), atau program khusus seperti ITEMAN (analisis secara kiasik), RASCAL, ASCAL, BILOG (analisis secara item respon teori atau IRT), FACETS (analisis model Rasch untuk data kualitatif).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar !