SMK Binawiyata Sragen

  • This is default featured slide 1 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 2 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 3 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 4 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 5 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Aplikasi Tombol pada ATMega8535 Menggunakan Bahasa BASCOM AVR

Pada aplikasi ini saya menggunakan 2 jenis tombol yang berbeda. Pertama menggunakan Tombol Push Button, sedangkan yang kedua menggunakan Tombol Toggle. Maka disini saya membuat 2 buah contoh program untuk masing-masing jenis tombol.
Tombol Push Button.
Pada program pertama, saya menggunakan tombol push button sebagai masukan melalui PortC, dengan indikator yang ditunjukan pada 7Segment di PortA. Jika tombol tidak ditekan, maka data akan terbaca sebagai Low (0), Jika tombol ditekan maka data akan terbaca High (1). Maka untuk dapat membedakan pembacaan tombol pada saat ditekan atau tidak, saya menghubungkan tombol push button dengan Vcc +5 Volt DC. 
Gambar Rangkaian Aplikasi Tombol
Contoh Program 1
’Program Baca Masukan Tombol Push Button
  1 $regfile = "m8535.dat"
  2 $crystal = 4000000
  3 Config Porta = Output
  4 Config Portd = Output
  5 Config Portb = Input
  6 Config Portc = Input
  7 
  8 Do
  9 Select Case Pinc
 10 Case 1 : Porta = 1
 11 Case 2 : Porta = 2
 12 Case 4 : Porta = 3
 13 Case 8 : Porta = 4
 14 Case 16 : Porta = 5
 15 Case 32 : Porta = 6
 16 Case 64 : Porta = 7
 17 Case 128 : Porta = 8
 18 
 19 'Case Else : Porta = 0
 20 End Select
 21 Waitms 1
 22 Loop
 23 End 
Tombol Toggle.
Pada program kedua, saya menggunakan tombol toggle (On/Off) sebagai masukan melalui PortB dan menggunakan indikator keluaran LED melalui PortD. Program yang digunakan sangat sederhana seperti contoh program dibawah ini.
Contoh Program 2 ’Program Baca Masukan Tombol Toggle
  1 $regfile = "m8535.dat"
  2 $crystal = 4000000
  3 Config PortD = Output
  4 Config PortB = Input
  5 
  6 Do
  7 PortD=PinB
  8 Loop
  9 End 
Share:

Merubah Default Boot dengan 2 Sistem Operasi (Ubuntu & Win XP)

Anda pengguna UBUNTU dan Windows XP …..??? YESS !!!
Jika Anda sudah menggunakan Windows XP dan baru menginstal UBUNTU, pada saat proses booting komputer default Operating Systemsnya adalah UBUNTU…. iya to?? Nah, bagaimana jika ingin merubah default systemnya menjadi Windows XP?
Oia, saya saat ini dalam keseharian menggunakan UBUNTU 11.04 Natty Narwhal dan Windows XP. Setelah minta petunjuk Paman Google akhirnya nemu juga artikel tutorialnya di TahuTek.net “Blog Ubuntu/Linux Indonesia”. Okay.. begini caranya:
perhatikan gambar ya.. coba temukan 4 perbedaan… LOh..???? hehehehe ;)
Gambar di atas ini adalah pilihan menu booting, perhatikan angka yang telah dibuat berwarna merah-angka itu yang akan kita gunakan untuk set default. Nah.. trus gimana kalau kita akan menghidupkan sistem operasi Windows XP secara default?
Langkahnya…
-1- Masuk ke Operating System UBUNTU dan buka aplikasi Terminal, selanjutnya masuk ke root
-2- Jika sudah berada di root selanjutnya buka konfigurasi grub dengan ketik
sudo gedit /boot/grub/grub.cfg
Setelah di tekan tombol Enter maka akan muncul form konfigurasi grub dan rubah set default “0″ menjadi angka “4″ dan Save !
Coba deh sekarang coba restart komputer Anda…. dan perhatikan apa yang terjadi….
Share:

APAPUN KURIKULUMNYA, MUTU GURU KUNCINYA

Educational change depends on what teachers do and think - it"s as simple and as complex as that. It would all be so easy if we could legislate changes in thinking. Classrooms and schools become effective when (1) quality people are recruited to teaching, and (2) the workplace is organized to energize teachers and reward accomplishments. The two are intimately related. Professionally rewarding workplace conditions attract and retain good people." The New Meaning of Educational Change, 3rd ed. Fullan (2001:115).
ini bukan versi iklan "Apapun makannya, minumnya..." tapi judul ini memang perlu saya tampilkan agar para pengambil kebijakan pendidikan d Indonesia sadar bahwa jika mereka ingin membuat perubahan yang berarti dalam bidang pendidikan maka fokus utama mereka haruslah tetap pada kualitas guru. Seperti yang dikatakan oleh Fullan, kelas dan sekolah baru akan efektif apabila
(1) kita merekrut orang-orang terbaik untuk menjadi guru, dan
(2) lingkungan kerja guru dibuat nyaman dan kondusif untuk bekerja dan mendorong mereka untuk berkarya agar mereka tidak loncat mencari pekerjaan lain. Itu kalau kita mau melakukan perubahan dalam pendidikan lho! Tapi kalau sekedar menjalankan pendidikan seadanya ya lakukan saja apa yang sudah dilakukan selama ini.

Memiliki dan mendapatkan guru-guru berkualitas prima itu semakin lama semakin perlu mengingat bahwa dunia pendidikan perlu mengalami perubahan yang sama cepatnya dengan dunia ilmu pengetahuan dan dunia bisnis. Kalau tidak maka dunia pendidikan hanya akan menghasilkan lulusan-lulusan yang "katrok" terhadap perkembangan dunia lain. Apapun perubahan dan inovasi pendidikan yang hendak dilakukan oleh bangsa ini kalau mutu guru rendah maka semuanya akan sia-sia. Segala ambisi besar macam "Sekolah Bertaraf Internasional" pada akhirnya akan kandas bertekuk lutut di kaki guru yang sama sekali tak bertaraf internasional. Paling banter nantinya akan menjadi "Sekolah Bertarif Internasional"

Coba bayangkan betapa "katrok"nya dunia pendidikan kita yang lebih dari 90% gurunya ternyata tidak mengenal dunia internet dan tidak punya akses ke dunia maya. Padahal di semua sudut dunia orang dari berbagai macam suku, bangsa, agama, dan pendidikan sudah terhubung dan berkomunikasi dengan internet. Apa jadinya jika orang-orang "katrok" diminta untuk mengadakan perubahan di dunia ini?
PERUBAHAN KURIKULUM

Perubahan kurikulum dalam sistem pendidikan kita adalah sebuah keniscayaan. Kalau tidak berubah berarti kita semakin tertinggal. Kalau sekolah kita tidak mengajarkan pemanfaatan komputer sebagai alat belajar dan internet sebagai sumber belajar maka sekolah kita jelas akan tertinggal jauh di belakang. Kita hanya akan menghasilkan lulusan-lulusan yang tidak kompatibel dengan kebutuhan dunia baru yang mensyaratkan kemampuan memanfaatkan internet sebagai media dalam segala urusan dunia modern. Itu artinya kita hanya akan meluluskan siswa dengan kualitas "dunia agraris" belaka. Sungguh celaka! Itu sebetulnya sudah dipahami oleh semua pihak. Untuk bisa menghasilkan siswa-siswa yang siap berkompetisi dalam dunia modern maka mereka mesti dididik oleh para guru yang memiliki kapasitas dan kompetensi yang memadai dengan kebutuhan masa depan tersebut. Masalahnya adalah apakah para guru kita mampu untuk diajak terus menerus berlari mengejar perkembangan jaman dan teknologi jika mereka tidak pernah, dan lebih parah lagi, tidak mau dilatih dan dibimbing?

Dunia pendidikan kita memang menghadapi masalah besar dengan kompetensi para gurunya. Seorang pengamat pendidikan dengan masygul berkata bahwa dunia pendidikan kita dilaksanakan oleh mayoritas orang-orang yang tidak kompeten. Menyakitkan tapi memang begitu faktanya. Itu adalah buah dari kebijakan pendidikan sebelum ini yang merekrut guru secara asal-asalan dan pada akhirnya dunia pendidikan diisi oleh orang-orang yang tidak kompeten. Dan kita harus menanggungnya sekarang. Ironinya adalah bahwa kita hampir tidak punya daya untuk mengubah keadaan tersebut. Berbagai upaya untuk memperbaiki kompetensi dan profesionalisme guru nampaknya selalu terganjal oleh fakta bahwa banyak guru yang tidak mampu (dan juga tidak mau) untuk ditingkatkan kualitasnya. Dari sononya memang sudah "katrok" dan tidak bisa diperbaiki. Hanya sebagian kecil saja guru yang memiliki "tulang bagus" dan bisa dididik dan dilatih ulang.
MUTU GURU KENDALA TERBESAR KURIKULUM KITA

Fakta menunjukkan bahwa mutu guru di Indonesia masih jauh dari memadai untuk melakukan perubahan yang sifatnya mendasar macam mengenal dan menggunakan internet sebagai media pembelajaran. Lebih ke bawah lagi. para guru bahkan belum mengenal pengajaran dengan menggunakan proyek-proyek yang menggabungkan beberapa mata pelajaran sekaligus. Pengajaran tematik bahkan masih asing terdengar oleh para guru. Kurikulum ini hanya dipahami secara parsial sehingga juga diterapkan secara parsial. Ketidakmampuan memahami pendekatan yang mendasari kurikulum ini membuat para guru tidak berusaha untuk mengubah pola pengajaran lama mereka secara mendasar. Mereka belum mampu untuk melaksanakan KBM dalam sebuah proyek secara bersama dengan guru-guru dari bidang studi lain. Guru belum memahami konstelasi bidang studi yang diajarkannya dalam kaitan dan hubungannya dengan bidang studi lain dan masih melihat berbagai bidang studi secara terpisah dan tersendiri tanpa ada hubungan dengan bidang studi lain. Guru masih melihat bidang studinya berupa "text" dan belum "context" karena metode CTL (Contextual Teaching and Learning) masih berupa wacana dan belum menjadi pengetahuan, apalagi ketrampilan, bagi para guru.

Guru-guru masih terjebak pada filosofi dan pendekatan lamanya. Hal ini nampak jelas pada evaluasi yang mereka lakukan. Evaluasi yang digunakan oleh para guru dilapangan masih berpedoman pada paradigma lama yang hanya mengukur kemampuan kognitif dengan bentuk-bentuk evaluasi yang hampir tidak berubah sama sekali dengan kurikulum sebelumnya. Kesulitan utama pada guru-guru adalah ketidakpahaman mereka mengenai apa dan bagaimana melakukan evaluai dengan portofolio. Karena ketidakpahaman ini mereka kembali kepada pola assesmen lama dengan tes-tes dan ulangan-ulangan yang bersifat cognitive-based semata. Tidak adanya model sekolah yang bisa dijadikan sebagai rujukan membuat para guru tidak mampu melakukan perubahan, apalagi lompatan, dalam proses peningkatan kegiatan belajar mengajarnya.

Sebagian besar guru, bahkan pada sekolah-sekolah yang dianggap unggulan, bahkan belum paham benar dengan prinsip "student-centered" dan kegiatan belajar mengajar masih berpusat pada gurunya. CBSA yang sebelum ini telah dikenalkan masih berupa wacana dan belum menjadi kegiatan sehari-hari di kelas. Mereka hanya mengambil kulit-kulitnya dan tidak paham esensinya. Saat ini sekolah-sekolah berlomba-lomba menerapkan moving class tanpa tahu apa sebenarnya inti dari moving class tersebut sehingga yang terjadi samasekali berbeda dengan apa yang hendak dicapai oleh sistem moving class tersebut. Dan itu juga lagi-lagi karena rendahnya kualitas guru sehingga mereka tidak mampu menyerap dan memahami apa sebenarnya dibalik berbagai perubahan yang terjadi di negara-negara maju. Mereka mengikuti tapi tidak paham apa sebenarnya yang mereka ikuti itu.

Alih-alih berupaya untuk meningkatkan kualitas guru melalui pelatihan yang terporgram secara sistematis dan mendasar pemerintah justru mengeluarkan kebijakan Ujian Nasional yang kontraproduktif tersebut. Bagaimana mungkin sekolah diminta untuk mendidik dan melatih siswa agar memiliki kompetensi tapi dilain pihak pemerintah masih bersikeras menggunakan bentuk evaluasi Ujian Nasional (UN) untuk menentukan kelulusan siswa. Ujian Nasional yang cognitive-based sama sekali tidak sejalan dengan KBK secara filosofis. Seperti yang dikatakan oleh Bagong Suyanto, mantan Ketua Komisi Litbang Dewan Pendidikan Jawa Timur :�Penilaian yang berorientasi pada hasil daripada proses ini, sedikit banyak menyebabkan orientasi siswa menjadi bersifat karbitan, cenderung ingin hasil yang instan, dan ujung-ujungnya yang lahir adalah mental potong kompas: bukan sesuatu yang substansial. implikasi dari model penilaian prestasi belajar siswa semacam ini sebetulnya rawan, menyebabkan terjadinya kualitas pembelajaran menjadi stagnan, bahkan kontra-produktif. (Kompas, 31 Januari 2005)

 Bagaimana mungkin pendidikan kita akan melahirkan generasi muda yang militan, beretos kerja tinggi, siap menghadapi tantangan global, dan dapat bersaing dengan bangsa-bangsa lain ketika proses pembelajaran di sekolah hanya menghamba pada kurikulum, mengabdi pada UN, berkutat pada bagaimana mengerjakan soal-soal dalam LKS/PR, dan menghafal soal-soal dan kunci-kunci jawaban UN yang melecehkan itu? Bukankah UN hanya mengukur pencapaian prestasi akademik siswa terhadap sejumlah tujuan instruksional? Bagaimana dengan prestasi non-akademik yang telah mereka raih?" Pertanyaan yang sulit untuk kita jawab.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional sebetulnya sudah sangat jelas mengatur bahwa evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik (baca: guru) untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.
Sifat dan Fenomena Perubahan

   1. New Materials

      Materi baru, apapun itu, merupakan bagian yang tangible dalam suatu inovasi, baik itu berupa benda (komputer baru) ataupun kebijakan (kurikulum baru) sekaligus yang relatif paling mudah diusahakan.

   2. New Behaviour/Practices

      Yang sulit adalah dalam melakukan perubahan. Keahlian, latihan, dan metoda pelajaran apa yang harus dilakukan jika guru melaksanakan KBM? Perubahan prilaku menunjukkan hal yang lebih rumit. Bahan pelajaran bisa didapatkan dalam semalam, namun ini tidak menjanjikan bahwa besoknya kita menjadi ahli dalam melakukannya. Perubahan adalah sautu proses dan bukan sekedar kejadian. Untuk mengembangkan keahlian secara teus menerus diperlukan upaya pengembangan profesi.

   3. New Belief/Understanding

      Bagaimana kita memahami perubahan adalah hal yang sangat penting untuk membuat penilaian apakah kita akan melaksanakannya atau tidak dan bagaimana menggunakannya.

BAGAIMANA KUALITAS GURU YANG DIBUTUHKAN AGAR KURIKULUM BISA SUKSES?

Guru harus diajak berubah dengan dilatih terus menerus dalam pembuatan satuan pelajaran, metode pembelajarannya yang berbasis Inquiry, Discovery, Contextual Teaching and Learning, menggunakan alat bantunya, menyusun evaluasinya, perubahan filosofisnya, dll.
Achmad Sapari, mantan Kasi Kurikulum Subdiknas TK/SD Dindik Kab. Ponorogo Guru harus terus ditingkatkan sensifitasnya dan kreatifitasnya. Sensifitas adalah kemampuan guru untuk mengembangkan kepekaan-kepekaan paedagogisnya untuk kepentingan pembelajaran.
Jika guru telah memiliki kualitas sebagai guru professional maka tuntutan kurikulum bagaimana pun tentu akan dapat dipenuhinya. Seorang guru profesional adalah bak seorang Chef ahli yang dapat diminta untuk membuat masakan jenis apa pun sepanjang bahan dan peralatannya tersedia. Seorang Chef ahli bahkan bisa membuat masakan yang enak meski bahan dan peralatannya terbatas.

BAGAIMANA UNTUK MENCAPAI ITU SEMUA?

Mulai sekarang rekrutlah guru-guru yang memang memiliki kualifikasi tinggi pada bidangnya. Syarat utama bagi guru untuk dapat mengajar dengan baik adalah guru yang memiliki kapasitas penguasaan materi yang telah memadai. Guru harus benar-benar kompeten dengan materi yang akan diberikannya. Guru yang tidak kompeten tentu tidak akan dapat menghasilkan siswa yang kompeten.

Selain itu guru juga harus memiliki komitmen yang benar-benar tinggi dalam usaha untuk mengembangkan kurikulum ini. Guru yang memiliki motivasi rendah tidak akan dapat melaksanakan KBK ini karena KBK menuntut kerja keras guru untuk mempersiapkan dan melaksanakannya di kelas.

Setelah itu berikan pelatihan tentang pembelajaran sebanyak-banyaknya dan biarkan mereka berkreasi di kelas. Kalau perlu magangkan mereka ke sekolah-sekolah internasional agar mereka melihat langsung bagaimana pendekatan competence-based dilakukan di kelas. Berikan otonomi seluas-luasnya pada mereka untuk mengembangkan kurikulum.

Apabila guru telah dapat menguasai materi yang hendak diajarkannya maka guru harus dapat mengupdate dirinya. Pelatihan terus menerus adalah jawabnya. Baik itu metodologi-metodologi pengajaran yang berkorelasi dengan penguasan KBK, maupun pemahaman filosofi dan paradigma yang menyertainya. Pelatihan ini harus dibarengi dengan usaha-usaha keras untuk mengembangkan sensifitas dan kreatifitas dari masing-masing guru untuk mengembangkan sendiri metodologi yang tepat bagi siswa masing-masing. Practice….practice…. and practice.

Sekolah juga harus terus aktif untuk meningkatkan motivasi dari para gurunya dalam memberikan pengajaran yang terbaik bagi siswa-siswanya, Sekolah berkewajiban untuk meningkatkan kompetensi guru-gurunya dalam memahami materi yang diajarkannya dan metodologi penyampaiannya. Untuk itu sekolah harus secara berkala menyelenggarakan atau mengirim guru-gurunya untuk mengikuti seminar, loka-karya, pelatihan, magang, maupun studi banding ke sekolah-sekolah yang telah mampu melaksanakan sistem pengajaran yang efektif. Minimal guru harus dapat memperoleh 3 (tiga) kali seminar atau pelatihan mengenai bidang studi yang diajarkannya maupun tentang metodologi. Guru juga harus selalu aktif mengikuti perkembangan metodologi pengajaran dengan mengikuti berbagai kegiatan kelompok profesi sejenis maupun melalui buletin-buletin profesi.

Dianjurkan agar sekolah-sekolah mau belajar ke sekolah-sekolah internasional yang ada di kota masing-masing karena mereka telah lama melaksanakan pendekatan "student-centered" maupun "competence based" ini, terutama dalam penerapan evaluasi dengan menggunakan portofolio.

Ibarat koki yang harus memahami dasar-dasar tentang segala jenis bahan makanan dan peralatan masak sebelum ia mampu membuat suatu masakan atau sajian yang benar-benar berkualitas, guru juga harus memahami benar materi yang hendak diajarkannya dan tahu tentang bagaimana mengolahnya menjadi suatu kegiatan belajar mengajar yang mampu mengembangkan kompetensi siswa-siswanya. Dibutuhkan guru–guru profesional untuk dapat mengembangkan kurikulum apa pun dan bukan sekedar guru berkualitas "standar".

Guru profesional bukan hanya harus benar-benar menguasai materi yang harus disampaikannya kepada siswa dan kaitannya dengan tujuan pendidikan nasional secara filosofis maupun praktis. Ia juga harus paham hal-hal mendasar seperti prinsip belajar otak kiri dan kanan, pendekatan Quantum Teaching and Learning, pemahaman tentang Multiple Intelligences dan penerapannya di kelas, Taksonomi Bloom dan aplikasinya pada proses belajar mengajar, metode pengajaran Contextual Teaching and Learning, mengakses dan memanfaatkan internet sebagai wahana belajar, mengorkestrasikan materi yang diajarkannya dengan materi pelajaran lain dalam suatu KBM tematik dalam bentuk project. Guru profesional bukan hanya harus "well-performed", tapi juga harus "well-trained"", "well-equipped", dan tentunya juga "well-paid".
Share:

Membuat Jam Digital yang dilengkapai dengan Setting Atmega Bascom AVR

Membuat program Jam digital dengan Mikrokontroler Bahasa Bascom ternyata tidak sulit. Bagi temen temen Elektromania ini mungkin bermanfaan bagi anda, ada contoh sederhana memebuat jam digital dengan dilengkapi setting jam dan tanggal

Gambar rangkaian :

Gambar rangkaian dengan Simulator Proteus
Kode Program dengan Bascom (Bas)
  1 
  2 $regfile = "m8def.dat"
  3 $crystal = 1000000
  4 $hwstack = 40
  5 $swstack = 20
  6 $framesize = 32
  7 
  8 Declare Sub Actual()
  9 
 10 Config Lcd = 16 * 4
 11 Config Lcdpin = Pin , Db4 = Portd.4 , Db5 = Portd.5 , Db6 = Portd.6 , Db7 = Portd.7 , E = Portd.0 , Rs = Portd.1
 12 Config Lcdbus = 4
 13 Deflcdchar Print , 14 , 32 , 17 , 25 , 21 , 19 , 17 , 17
 14 Config Date = Dmy , Separator = /
 15 Config Clock = Soft
 16 Enable Interrupts
 17 
 18 Dim Minuto As Byte
 19 
 20 
 21 Ddrd.2 = 1 : Portd.2 = 0
 22 Ddrc.0 = 0 : Portc.0 = 1
 23 Ddrc.1 = 0 : Portc.1 = 1
 24 
 25 Tombol_select Alias Pinc.0
 26 Tombol_set Alias Pinc.1
 27 
 28 
 29 Date$ = "23/03/11"
 30 Time$ = "00:00:00"
 31 Minuto = _min
 32 
 33 Cls
 34 Cursor Off
 35 
 36 Awal:
 37    Locate 1 , 1 : Lcd "BINA ELEKTRONIKA"
 38    Locate 3 , 1 : Lcd "JAM :"
 39    Locate 2 , 1 : Lcd "TGL :"
 40    Locate 4 , 1 : Lcd "         "
 41 
 42 Awal1:
 43 
 44    If Tombol_select = 0 Then
 45 
 46       Waitms 5
 47       Bitwait Tombol_select , Set
 48       Goto Seting_detik
 49 
 50    End If
 51 
 52    Call Actual
 53    Goto Awal1
 54 
 55 Seting_detik:
 56 
 57    Locate 4 , 1 : Lcd "SET DETIK"
 58 
 59 Seting_detik1:
 60 
 61    If Tombol_select = 0 Then
 62 
 63       Waitms 5
 64       Bitwait Tombol_select , Set
 65       Goto Seting_menit
 66 
 67    End If
 68 
 69    If Tombol_set = 0 Then
 70 
 71       Waitms 5
 72       _sec = 0
 73       Bitwait Tombol_set , Set
 74 
 75    End If
 76 
 77    Call Actual
 78    Goto Seting_detik1
 79 
 80 
 81 Seting_menit:
 82 
 83    Locate 4 , 1 : Lcd "SET MENIT "
 84 
 85 Seting_menit1:
 86 
 87    If Tombol_select = 0 Then
 88 
 89       Waitms 5
 90       Bitwait Tombol_select , Set
 91       Goto Seting_jam
 92 
 93    End If
 94 
 95    If Tombol_set = 0 Then
 96 
 97       Waitms 5
 98       Incr _min
 99       If _min = 60 Then
100          _min = 0
101       End If
102       Bitwait Tombol_set , Set
103 
104    End If
105 
106    Call Actual
107    Goto Seting_menit1
108 
109 Seting_jam:
110 
111    Locate 4 , 1 : Lcd "SET JAM  "
112 
113 Seting_jam1:
114 
115    If Tombol_select = 0 Then
116 
117       Waitms 5
118       Bitwait Tombol_select , Set
119       Goto Seting_hari
120 
121    End If
122 
123    If Tombol_set = 0 Then
124 
125       Waitms 5
126       Incr _hour
127       If _hour = 24 Then
128          _hour = 0
129       End If
130       Bitwait Tombol_set , Set
131 
132    End If
133 
134    Call Actual
135    Goto Seting_jam1
136 
137 Seting_hari:
138 
139    Locate 4 , 1 : Lcd "SET TANGGAL  "
140 
141 Seting_hari1:
142 
143    If Tombol_select = 0 Then
144 
145       Waitms 5
146       Bitwait Tombol_select , Set
147       Goto Seting_bulan
148 
149    End If
150 
151    If Tombol_set = 0 Then
152 
153       Waitms 5
154       Incr _day
155       If _day = 32 Then
156          _day = 1
157       End If
158       Bitwait Tombol_set , Set
159 
160    End If
161 
162    Call Actual
163    Goto Seting_hari1
164 
165 Seting_bulan:
166 
167    Locate 4 , 1 : Lcd "SET BULAN  "
168 
169 Seting_bulan1:
170 
171    If Tombol_select = 0 Then
172 
173       Waitms 5
174       Bitwait Tombol_select , Set
175       Goto Seting_tahun
176 
177    End If
178 
179    If Tombol_set = 0 Then
180 
181       Waitms 5
182       Incr _month
183       If _month = 13 Then
184          _month = 1
185       End If
186       Bitwait Tombol_set , Set
187 
188    End If
189 
190    Call Actual
191    Goto Seting_bulan1
192 
193 
194 Seting_tahun:
195 
196    'Locate 4 , 1 : Lcd "A"
197    'Locate 4 , 2 : Lcd Chr(0)
198    Locate 4 , 1 : Lcd "SET TAHUN  "
199 
200 Seting_tahun1:
201 
202    If Tombol_select = 0 Then
203 
204       Waitms 5
205       Bitwait Tombol_select , Set
206       Goto Awal
207 
208    End If
209 
210    If Tombol_set = 0 Then
211 
212       Waitms 5
213       Incr _year
214       If _year = 100 Then
215          _year = 00
216       End If
217       Bitwait Tombol_set , Set
218 
219    End If
220 
221    Call Actual
222    Goto Seting_tahun1
223 
224 
225 Actual:
226 
227    Locate 2 , 7 : Lcd Date$
228    Locate 3 , 7 : Lcd Time$
229    If _min <> Minuto Then
230 
231       Minuto = _min
232       Toggle Portd.2
233 
234    End If
235 
236 Return
237 
238 End
Share:

Jam Digital menggunakan Mikro ATMega8 dan Bahasa BASCOM-AVR

Belajar menggunakan LCD dengan ATMega8535 tidaklah sulit, dengan menggunakan bahasa Bascom AVR hal ini menjadi mudah dilakukan terutama bagi pemula. Berikut adalah rangkaian konfigurasi pin pada mikro ATMega8535 dan contoh program yang dapat dicoba. Selamat Mencoba.

Gambar Rangkaian :

Rangkaian Tampilan LCD. 

 Kode Bascom AVR


  1 $regfile = "m8def.dat"
  2 $crystal = 1000000
  3 '------------------------  lcd -----------------------------------------------
  4 Config Lcd = 16 * 2
  5 Config Lcdpin = Pin , Rs = Pind.0 , E = Pind.1 , Db4 = Pind.2 , Db5 = Pind.3 , Db6 = Pind.4 , Db7 = Pind.5
  6 Cls
  7 
  8 '---------------------------  ds 1307 -----------------------------------------
  9 $lib "ds1307clock.lib"
 10 'configure the scl and sda pins
 11 Config Sda = Portd.7
 12 Config Scl = Portd.6
 13 'address of ds1307
 14 Const Ds1307w = &HD0                                        ' Addresses of Ds1307 clock
 15 Const Ds1307r = &HD1
 16 '------------------------------ key --------------------------------------------
 17 Config Pinc.1 = Input
 18 Config Pinc.2 = Input
 19 Config Pinc.3 = Input
 20 Config Pinc.4 = Input
 21 '------------------------------------------------------------------------------
 22 Config Debounce = 30
 23 
 24 Dim A As Byte , B As Byte , Data1 As Byte , C As Byte
 25 
 26 Dim Seco As Byte , Mine As Byte , Hour As Byte
 27 
 28 '----------------------------------------------------------------------------
 29 Cursor Off
 30 '-----------------------------
 31 Cls
 32 Locate 1 , 1
 33 Lcd "Jam Digital LCD"
 34 Locate 2 , 1
 35 Lcd "Bina Project"
 36 Wait 2
 37 
 38 For A = 1 To 15
 39  Shiftlcd Left
 40 Waitms 30
 41 Next
 42 
 43 Cls
 44 '-------------------------------------------------------------------------------
 45 Main:
 46 Do
 47          Gosub Ds1307
 48          Gosub 24_12
 49          Gosub Chekkey
 50 
 51 Loop
 52 '-------------------------------------------------------------------------------
 53 Ds1307:
 54         I2cstart                                            ' Generate start code
 55         I2cwbyte Ds1307w                                    ' send address
 56         I2cwbyte 0                                          ' start address in 1307
 57         I2cstart                                            ' Generate start code
 58         I2cwbyte Ds1307r                                    ' send address
 59         I2crbyte Seco , Ack                                 'sec
 60         I2crbyte Mine , Ack                                 ' MINUTES
 61         I2crbyte Hour , Nack                                ' Hours
 62         I2cstop
 63 
 64         Seco = Makedec(seco) : Mine = Makedec(mine) : Hour = Makedec(hour)
 65 
 66         If Seco > 59 Then Seco = 0
 67         If Mine > 59 Then Mine = 0
 68         If Hour > 23 Then
 69         Hour = 0
 70         Gosub Seco
 71         End If
 72 
 73 Return
 74 '-------------------------------------------------------------------------------
 75  24_12:
 76  If Pinc.4 = 1 Then Gosub Disply_24
 77  If Pinc.4 = 0 Then Gosub Disply_12
 78  Return
 79 '-------------------------------------------------------------------------------
 80 Disply_24:
 81 
 82          Locate 1 , 1
 83          Lcd "Jam = " ; Hour ; ":" ;
 84          If Mine < 10 Then
 85             Lcd "0" ; Mine ; ":" ;
 86          Else
 87             Lcd Mine ; ":" ;
 88          End If
 89 
 90          If Seco < 10 Then
 91             Lcd "0" ; Seco
 92          Else
 93             Lcd Seco
 94          End If
 95 
 96          Locate 2 , 6
 97          Lcd "(24 Jam)"
 98 
 99 Return
100 
101 '-------------------------------------------------------------------------------
102 Disply_12:
103 
104          If Hour = 0 Then Hour = 12
105          If Hour > 12 Then Hour = Hour - 12
106 
107          Locate 1 , 1
108          Lcd "Jam = " ; Hour ; ":" ;
109          If Mine < 10 Then
110             Lcd "0" ; Mine ; ":" ;
111          Else
112             Lcd Mine ; ":" ;
113          End If
114 
115          If Seco < 10 Then
116             Lcd "0" ; Seco
117          Else
118             Lcd Seco
119          End If
120 
121          Locate 2 , 6
122          Lcd "(12 Jam)"
123 Return
124 '-------------------------------------------------------------------------------
125 Chekkey:
126 
127          Debounce Pinc.1 , 0 , Seco , Sub
128          Debounce Pinc.2 , 0 , Mine , Sub
129          Debounce Pinc.3 , 0 , Hour , Sub
130 
131 
132 Return
133 '---------------------------------------------
134 Seco:
135          Incr Seco
136          If Seco > 59 Then Seco = 0
137          Seco = Makebcd(seco)
138          I2cstart                                           ' Generate start code
139          I2cwbyte Ds1307w                                   ' send address
140          I2cwbyte 0                                         ' starting address in 1307
141          I2cwbyte Seco
142          I2cstop
143 Return
144 
145 '-------------------------------------
146 Mine:
147          Incr Mine
148          If Mine > 59 Then Mine = 0
149          Mine = Makebcd(mine)
150          I2cstart                                           ' Generate start code
151          I2cwbyte Ds1307w                                   ' send address
152          I2cwbyte 1                                         ' starting address in 1307
153          I2cwbyte Mine
154          I2cstop
155 Return
Share:

Aplikasi ADC pada ATMega8 dengan Bahasa Bascom AVR

Untuk aplikasi ADC menggunakan bahasa Bascom AVR sangatlah sederhana, kita tidak perlu memahami lebih dalam tentang proses yang terjadi pada LCD dan ADC. Kita cukup tau perintah yang digunakan untuk mengakses perangakat tersebut melalui bahasa pemrograman. Pada aplikasi ini saya mencoba menggunakan ATMega8 yang tidak jauh berbeda dengan ATMega8535, yang berbeda hanyalah beberapa fitur dan jumlah Port. Gambar rangkaiannya cukup sederhana seperti gambar dibawah ini.


Gambar Rangkaian Aplikasi ADC menggunakan ATMega8
Berikut ini adalah contoh program sederhana yang dapat di pahami dan dikembangkan dengan mudah dalam aplikasi yang kompleks. Mudah-mudahan bermanfaat. Terima kasih.

 Contoh Program :

  1 $regfile = "m8def.dat"
  2 $crystal = 4000000
  3 Config Portb = Output
  4 Config Lcd = 16 * 2
  5 Config Lcdpin = Pin, Rs = Portd.4, E = Portd.5, Db4 = Portd.0
  6 Config Lcdpin = Pin, Db5 = Portd.1 , Db6 = Portd.2 , Db7 = Portd.3
  7 Config Adc = Single , Prescaler = Auto
  8 
  9 Start Adc
 10 'With STOP ADC, you can remove the power from the chip
 11 'Stop Adc
 12 
 13 Dim W As Word , Channel As Byte
 14 Channel = 0
 15 'Baca Nilai ADC dari channel 0
 16 
 17 Do
 18 Locate 1 , 1
 19 Lcd "Nilai ="
 20 W = Getadc(channel)
 21 Locate 1 , 9
 22 Lcd " "
 23 Locate 1 , 9
 24 Lcd W
 25 Waitms 100
 26 Loop
 27 End 
Share:

Mencegah Penipuan oleh Karyawan

Penggelapan dan segala jenis penipuan keuangan lain barangkali merupakan bentuk pencurian paling umum oleh karyawan. Bisnis kecil cendeung menjadi korban karena mereka tidak memiliki kontrol untuk mencegahnya. Gunakan tips di bawah ini membantu melindungi bisnis Anda dari anggota staf yang nakal.


Pisahkan tugas-tugas

Tidak boleh ada seorang pun karyawan yang boleh mengontrol transaksi keuangan dari awal hingga akhir. Orang yang menulis cek tidak boleh sama dengan yang menandatangani cek. Orang yang membuka surat tidak boleh mencatat piutang dan merekonsiliasi rekening. Dengan membagi tanggung jawab, Anda akan mempersulit orang-orang yang ingin berbuat curang dan memanipulasi catatan.
Ambillah sendiri laporan bank Anda

Jangan beri kesempatan kepada orang yang berpeluang menggelapkan untuk menghancurkan atau menghilangkan bukti perbuatan jahatnya. Pemilik bisnis atau akuntan eksternal bertugas menerima laporan bank dalam keadaan tertutup dan bertugas membatalkan cek setiap bulan. Periksalah cek-cek itu secara hati-hati. Periksa nama terbayar, tanda tangan, dan pengesahan setiap cek. Perhatikan tanda-tanda penipuan seperti:

* Cek ke pemasok atau orang yang tidak Anda kenal
* Cek dengan nilai lebih tinggi daripada yang diizinkan untuk kas kecil
* Tanda tangan yang nampak dipalsukan
* Cek hilang, atau nomor cek sudah kedaluwarsa
* Cek yang dibuat untuk pihak ketiga namun disahkan oleh seseorang di perusahaan Anda
* Cek yang nama terbayar tidak tercantum di dalam daftar Anda

Lindungi cek perusahaan Anda

Jangan gegabah dengan cek perusahaan Anda Simpanlah di laci terkunci dan jangan memberikan kunci ke siapa pun. Gunakan cek bernomor, dan periksalah sesering mungkin nomor dari cek yang hilang. Gunakan prosedur “membatalkan pengesahan cek” yang menghendaki Anda (pemilik) memvalidasi semua item yang dibatalkan pengesahannya. Semua cek di atas nilai nominal harus memiliki dua tanda tangan (yang salah satunya adalah milik Anda). Dan jangan pernah menandatangani cek kosong.

Tanda tangani setiap cek gaji secara pribadi

Ini memang memakan waktu, namun biasanya hasilnya sepadan. Periksalah cek untuk memastikan apakah cek dikirim ke orang yang Anda kenal. Apabila ada nama yang tidak dikenal, cari orang tersebut. Hitunglah jumlah orang di dalam daftar gaji setiap minggu, dan periksalah apakah jumlahnya cocok dengan jumlah cek yang Anda buat. Pastikan file master penggajian perusahaan tidak dapat diubah tanpa persetujuan dan tanda tangan. Opsi lainnya: pisahkan rekening bank untuk penggajian, dan simpan jumlah yang sesuai untuk gaji di rekening tersebut; kemudian segera lakukan rekonsiliasi bulanan.

Periksa dengan seksama piutang Anda

Tugaskan lebih dari satu karyawan di dalam proses penghitungan dan verifikasi tanda terima yang masuk. Pastikan semua cek yang masuk sudah disahkan. Pertimbangkan untuk membeli stempel “untuk simpanan saja”, dan gunakan di semua cek yang masuk untuk mencegah karyawan menguangkannya. Periksalah secara pribadi keluhan pelanggan yang kreditnya belum diterima untuk pembayaran. Buatlah salinan untuk data sisi muka dan belakang cek pelanggan dan pasikan cek dikirim ke rekening bisnis Anda.

Beri waktu liburan bagi pemegang buku

Seorang karyawan yang pernah berhasil menggelapkan sesuatu mungkin akan berupaya untuk terus melakukannya. Banyak pemilik usaha kecil yang terkejut melihat karyawan yang nampak loyal – mereka tidak pernah libur dan tidak pernah cuti/izin sakit – ternyata sesungguhnya mencuri sesuatu dari mereka. Alasan bagi orang tersebut untuk selalu berada di kantor adalah untuk menutupi jejak kertas yang rumit. Liburkan karyawan yang menjalankan proses akuntansi/pembukuan setiap tahun. Idealnya, liburan akan berlangsung selama dua minggu, dan terjadi di akhir bulan, ketika buku sedang ditutup. Gunakan waktu ini untuk meminta orang lain memeriksa pembukuan dan mencari ketidakberesan.

Auditlah pembukuan Anda secara berkala

Mintalah auditor dari luar untuk mengaudit pembukuan Anda sekurangnya sekali setahun. Ini akan mempersulit pencuri dalam menghilangkan jejak perbuatannya. Audit ini harus tidak terjadwal dan harus mengejutkan; pastikan audit tidak berlangsung pada waktu yang sama setiap tahunnya. Apabila Anda mencurigai ada penipuan, pertimbangkan khususnya untuk meminta “audit penipuan” dan bukan “audit umum”. Jenis audit ini dirancang untuk mengungkapkan dan mencegah jenis kerugian ini.

Pahami pembukuan Anda

Penggelapan biasanya terjadi ketika pembukuan terlihat kacau dan tidak terawasi, yang memudahkan karyawan untuk menyimpan uang tunai dan tanda terima. Sebagai pemilik bisnis, Anda harus mengenal pembukuan perusahaan dan sistem pencatatan data. Dengan cara ini Anda dapat dengan mudah memeriksa pembukuan dan memastikan tidak ada yang keliru. Apabila Anda bukan “orang yang mengerti angka”, mintalah akuntan menunjukkan apa yang Anda cari, atau ambillah pelajaran akuntansi di sekolah setempat. Dengan mempercayai orang lain untuk mengawasi bagian yang paling penting di dalam bisnis Anda ini hanyalah membuka pintu ke arah penipuan.

Amankan perangkat lunak pembukuan Anda

Jangan biarkan ada akses tidak sah ke perangkat lunak pembukuan Anda. Jangan menempatkan komputer yang menyimpan pembukuan di jaringan. Pastikan komputer dan perangkat lunak terlindungi dengan sandi. Ubahlah sandi secara berkala untuk mencegah orang yang tidak berhak mengakses program. Apabila Anda masih menggunakan buku besar di atas kertas, simpanlah di laci terkunci.
Share:

Selamat dan Sukses

Saya dan segenap crew Departemen Teknik Elektro mengucapkan selamat dan sukses atas diluncurkannya Website Resmi SMK Binawiyata yang baru. Website SMK Binawiyata yang baru telah duncurkan secara remi bulan Oktober 2010 dengan Fitur baru dan langsung terintegrasi dengan Sistem Informasi Sekolah (SIS) Mulai dairi Absen siswa dan Guru karyawan, Perpustakaan, Kepegawaian, Inventarisasi, Koperasi, Keuangan, SMS Gateway, Laporan kehadiran siswa ke Orang Tua, Laporan Nilai, Laporan Administrasi siswa ke orang tua 
Silahkan klik di sini untuk menujuk Website SMK Binawiyata Sragen

Share:

Kerangka Penulisan PTK

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
  1. Judul Penelitian PTK
    • Ditulis secara singkat, spesifik dan jelas
    • Menggambarkan masalah yang akan diteliti
    • Menggambarkan tindakan penelitian yang dipilih untuk memecahkan masalah
    • Ada Setting (tempat dan waktu)
    • Jumlah kata jangan terlalu panjang sekitar 20-25 kata
    Contoh:
    1. Penggunaan Metode tutorial untuk Meningkatkan motivasi dan Hasil Belajar Siswa pada pembelajaran praktek digital di Kelas 1 SMK Binawiyata Sragen
    2. Meminimalisir Miskonsepsi Siswa Dalam Pembelajaran Teknik Digital melalui Penggunaan Modul Interaktif di Kelas 1 SMK Binawiyata Sragen
    3. Peningkatkan keberanian siswa untuk berenang melalui penggunaan alat-alat bantu berenang pada Siswa Kelas I SMK Binawiyata Sragen
    4. Mempercepat ketepatan Handgrip melalui Pola Latihan Silang antara pukulan Forhand Volley dan groundstroke Depan Belakang Pada Permainan Tenis Kelompok Ex Pemain Badminton.
  2. Bab Pendahuluan
    1. Latar Belakang Masalah
      • Masalah PTK yang diangkat:
        • Merupakan masalah nyata di kelas / sekolah, bukan hasil kajian teoretik dari buku
        • Dapat terinspirasi dari hasil penelitian terdahulu, tetapi digali dari permasalahan pembelajaran yang aktual.
        • Masalah didiagnosis secara kolaboratif oleh guru atau kelompok guru.
      • Masalah harus bersifat:
        • Penting dan mendesak untuk dipecahkan,
        • Dapat dilaksanakan (ketersediaan waktu, biaya dan daya dukung lainnya).
      • Hal-hal yang perlu dideskripsikan pada LBM:
        • Deskripsikan masalah yang dihadapi
        • Sajikan fakta/bukti-buktinya
        • Deskripsikan apa yang seharusnya dicapai
        • Deskripsikan dampaknya jika masalah tersebut tdk teratasi
        • Deskripsikan penyebab-penyebab masalah tersebut
        • Deskripsikan alternatif pemecahan masalah tersebut
    2. Rumusan Masalah
      1. Sajian rumusan masalah harus dilihat dari aspek substansi dan bentuk rumusannya
        • Substansi rumusan masalah PTK
        • Ada permasalahan yang akan diatasi
        • Ada alternatif tindakan yang akan diambil dan hasil positif yang diantisipasi
        • Bentuk rumusan menggunakan kalimat tanya, contoh:
          • Apakah Penggunaan Metode resitasin dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Sholat Fardhu di kelas 7 SMK Binawiyata Srageni?
          • Apakah Penggunaan Modul IPS Terpadu dapat Meminimalisir Miskonsepsi Siswa dalam Pembelajaran IPS di SMK Binawiyata Sragen?
          • Apakah penggunaan alat-alat bantu berenang dapat meningkatkan keberanian siswa untuk berenang pada siswa Kelas IX SMPN 23Kota Bekasi?
          • Apakah penggunaan pola latihan pukulan Forhand Volley dan groundstroke Depan Belakang dapat mempercepat ketepatan Handgrip permainan tenis pada Kelompok Ex Pemain Badminton Siswa SMK Binawiyata Sragen?
          • Apakah penggunaan gaya umpan balik Reciprocal Style dapat meningkatkan kemampuan passing bawah dalam pembelajaran bermain bolavolly pada siswa kelas XI SMK Binawiyata Sragen?
      2. Buat definisi operasional dari variabel pokok penelitian
    3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian perlu dirumuskan secara singkat dan jelas tentang apa yang ingin diatasi atau dicapai berdasarkan permasalahan dan cara pemecahan masalah yang dikemukakan. Contoh:
      1. untuk mengetahui peningkakan motivasi belajar siswa melalui penggunaan penggunaan metode matrik perbandingan
      2. Meningkatkan hasil belajar yang lebih bermakna baik aspek kognitif, afektif dan psikomotorik siswa melalui penggunaan penggunaan metode matrik perbandingan
    4. Manfaat Penelitian
      1. Manfaat penelitian perlu diuraikan secara jelas dan sistematis baik praktis maupun teoritis
      2. Kemukakan manfaat bagi siswa, guru, komponen pendidikan terkait di sekolah,
        • Bagi siswa:
          • Tumbuhnya motivasi siswa dalam proses pembelajaran
          • Meningkatnya hasil belajar siswa baik aspek kognitif maupun afektif
          • Meningkatnya ketrampilan sosial siswa dalam bergaul di lingkungan sosialnya
          • Meningkatnya keaktifan siswa dalam belajar
        • Bagi guru:
          • Mengetahui strategi pembelajaran yang bervariasi untuk memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran Pengetahuan sosial
          • Diperolehnya strategi pembelajaran yang tepat untuk materi bahasan Negara maju dan Negara berkembang
          • Diperolehnya media pembelajaran yang cocok untuk pembelajaran Kawasan Regional
        • Bagi Sekolah:
          • Meningkatnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran Pengetahuan Sosial
          • Tumbuhnya motivasi guru dalam mengembangkan proses pembelajaran yang bermutu
          • Tumbuhnya iklim pembelajaran siswa aktif di sekolah
  3. Bab Kajian Teori dan Hipotesis Tindakan
    1. Deskripsikan kajian teori yang relevan dengan topik penelitian yang dilakukan , terutama variabel yang mau diatasi (variabel Y= variabel terikat) dan variabel digunakan untuk mengatasi (variabel X= variabel bebas)
    2. Deskripsikan hasil penelitian terdahulu yang relevan dg topik yang diteliti
    3. Buat kerangka pemikiran yang menjelaskan keandalan tindakan untuk mengatasi masalah.
    4. Buat kerangka pemikiran diatas dalam bentuk gambar skema tindakan
    5. Tulislah Hipotesis tindakan.
  4. Bab Metode Penelitian
    1. Setting Penelitian Deskripsikan Tempat, kondisi dan waktu penelitian dilakukan
    2. Subjek Penelitian Deskripsikan Subjek penelitian secara lugas yang mencakup jumlah, jenis kelamin, cakupan, kondisi siswa.
    3. Prosedur Penelitian Jelaskan metode penelitian, siklus penelitian, dan prosedur penelitian Jelaskan jumlah siklus, tindakan siklus I, siklus 2 dan seterusnya disertai dengan penjelasan Prosedur Penelitian mencakup: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan dan observasi serta analisis dan refleksi
      1. Perencanaan Tindakan Deskripsikan tentang persiapan tindakan, kegiatannya mencakup :
        • penyusunan rencana tindakan (skenario pembelajaran)
        • penyusunan media
        • penyusunan materi
        • penyusunan instrumen
        • Simulasi rencana tindakan (skenario pembelajaran)
      2. Pelaksanaan tindakan Deskripsikan rencana pelaksanaan tindakan dalam bentuk RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) serta jumlah pertemuaannya.
      3. Observasi tindakan Jelaskan data yang dikumpulkan dan teknik pengumpulan data (soal test, lembar observasi, kuesioner)
      4. Analisis dan Refleksi Deskripsikan teknik analisis yang digunakan serta bahan dan prosedur refleksi yang digunakan
  5. Bab Hasil Penelitian dan Pembahasan Pada bagian ini sistematika sajiannya dapat dibuat sebagai berikut:
    1. Kondisi Awal
    2. Siklus I
    3. Siklus II
    4. Siklus III)
    5. Siklus berikutnya (jika ada)
    6. Pembahasan antar siklus Penjelasan
      1. Kondisi Awal
        Deskripsikan fakta dari permasalahan atau kondisi variabel yang ada sebelum dilakukan peneltian, misal: nilai tes rata-rata yang dicapai, aspek ketrampilan sosial yang ada, tingkat keberanian bertanya siswa, miskonsepsi yang terjadi , dan sebagainya.
      2. Siklus I,
        Untuk masing-masing siklus dapat disajikan urutan sebagai berikut:
        1. Rencana tindakan (deskripsikan skenario pembelajaran),
        2. Pelaksanaan tindakan (deskripsi hasil observasi proses pelaksanaan pembelajaran secara rinci dari dari awal sampai akhir setiap pertemuan)
        3. Hasil Tindakan (sajikan /deskripsikan hasil analisis data dari observasi proses, hasil test, dan angket)
          • Hasil Belajar Siswa Aspek Kognitif
          • Hasil Belajar siswa apek ketrampilan sosial (keberanian siswa dalam bertanya, berpendapat dan berargumentasi)
          • Efektifitas cara pembelajaran menurut siswa dan seterusnya
        4. Refleksi
          • Deskripsikan hasil analisis tindakan dan bandingkan dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan), dan sertakan fakta-fakta penting dalam proses penelitian sebagai bahan analisis kritis.
          • Deskripsi ini merupakan sajian analisis kritis terhadap indikator kinerja VS hasil tindakan serta pengembangan konsep teoritis dan rencana tindak lanjut yang diperlukan.
      3. Siklus II (seperti siklus I)
      4. Siklus III ((seperti siklus I)
      5. Pembahasan Antar Siklus
    7. Bab Simpulan dan Saran
      1. Simpulan Simpulan merupakan jawaban terhadap perumusan masalah. Jadi untuk membuat kesimpulan harus disesuaikan perumusan masalahanya, jika ada 3 perumusan masalah pada bagian pendahuluan maka minimal ada 3 kesimpulan yang harus dibuat.
      2. Saran Merupakan tindak lanjut dari hasil penelitian baik yang bersifat teoritis, praktis, maupun kebijakan.
    8. Sistematika Penulisan Proposal PTK
      1. BAGIAN PEMBUKA
        • Halaman Judul
        • Daftar Isi
      2. Bagian I. Pendahuluan
        1. Latar Belakang Masalah
        2. Perumusan Masalah
        3. Tujuan Penelitian
        4. Manfaat Penelitian
      3. Bagian II. Landasan Teori dan Pengajuan Hipotesis
        1. Tinjauan Pustaka
        2. Hasil Penelitian yang Relevan
        3. Kerangka Pemikiran
        4. Hipotesis Tindakan
      4. Bagian III Metode Penelitian (cara penelitian)
        1. Setting Penelitian
        2. Subjek Penelitian
        3. Prosedur Penelitian (langkah-langkah PTK)
          1. Perencanaan Tindakan
          2. Pelaksanaan Tindakan
          3. Observasi Tindakan
          4. Analisis dan Refleksi
          DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
    9. SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN PTK
      1. BAGIAN PEMBUKA
        • Halaman Judul
        • Lembar Pengesahan
        • Kata Pengantar
        • Daftar Isi
        • Daftar Tabel (bila ada)
        • Daftar Gambar (bila ada)
        • Daftar Lampiran
        • Abstrak atau ringkasan
      2. BAB I. PENDAHULUAN
        1. Latar Belakang Masalah
        2. Perumusan Masalah
        3. Tujuan Penelitian
        4. Manfaat Penelitian
      3. BAB II. LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
        1. Tinjauan Pustaka
        2. Hasil Penelitian yang Relevan
        3. Kerangka Pemikiran
        4. Hipotesis Tindakan
      4. BAB III METODE PENELITIAN (CARA PENELITIAN)
        1. Setting Penelitian
        2. Subjek Penelitian
        3. Prosedur Penelitian (langkah-langkah PTK)
          1. Perencanaan Tindakan
          2. Pelaksanaan Tindakan
          3. Observasi Tindakan
          4. Analisis dan Refleksi
      5. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
        1. Siklus I
        2. Siklus II
        3. Siklus III)
        4. Siklus berikutnya (jika ada)
        5. Pembahasan antar siklus
      6. BAB V SIMPULAN DAN SARAN
        1. Simpulan
        2. Saran
      7. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
    Share:

    Panduan Analisis Butir Soal

    Butir soal merupakan perangkat utama dalam sistem penilaian terhadap siswa di sekolah. Untuk itu sangat penting menentukan mana soal-soal yang cacat atau tidak berfungsi penggunaannya. Pendidik perlu meningkatkan kualitas butir soal melalui analisis terhadap tiga komponen utama yang meliputi (1) tingkat kesukaran, (2) daya pembeda, dan (3) pengecoh soal.

    Kegiatan menganalisis butir soal merupakan proses pengumpulan, peringkasan dan penggunaan informasi dari jawaban siswa untuk membuat keputusan tentang setiap penilaian (Nitko, 1996).

    Tujuan analisis butir soal :

    * mengkaji dan menelaah setiap butir soal agar diperoleh soal yang bermutu sebelum digunakan.
    * membantu meningkatkan kualitas tes melalui revisi atau membuang soal yang tidak efektif
    * mengetahui informasi diagnostik pada siswa, sudahkan mereka memahami materi yang telah diajarkan

    Manfaat analisis butir soal :

    * membantu para pengguna tes dalam evaluasi atas tes yang digunakan
    * sangat relevan bagi penyusunan tes informal dan lokal (seperti tes yang disiapkan guru di kelas)
    * mendukung penulisan butir soal yang efektif
    * secara materi dapat memperbaiki tes di kelas
    * meningkatkan validitas dan reliabilitas soal
    * menentukan apakah suatu fungsi butir soal sesuai dengan yang diharapkan
    * memberi masukan kepada siswa tentang kemampuan dan sebagian dasar untuk bahan diskusi di kelas
    * memberi masukan kepada guru tentang kesulitan siswa
    * memberi masukan pada aspek tertentu untuk pengembangan kurikulum
    * merevisi materi yang dinilai atau diukur
    * meningkatkan keterampilan penulisan soal

    Ada dua jenis analisis butir soal yang dapat pendidik laksanakan, yaitu :

    1. Analisis secara kualitatif, prosedur peningkatan secara judgement, terkait dengan isi dan bentuk soal
    2. Analisis secara kuantitatif, prosedur peningkatan secara empirik, terkait dengan ciri-ciri statistiknya
    Pengertian

    * Penelaahan ini biasanya dilakukan sebelum soal digunakan/diujikan (tes tertulis, perbuatan, dan sikap)
    * Aspek yang ditelaah : segi materi, konstruksi, bahasa/budaya, dan kunci jawaban/pedoman penskorannya
    * Bahan penunjang : bahan-bahan penunjang seperti: (1) kisi-kisi tes, (2) kurikulum yang digunakan, (3) buku sumber, dan (4) kamus bahasa Indonesia.

    Teknik analisis

    1. Teknik moderator merupakan teknik berdiskusi yang di dalamnya terdapat satu orang sebagai penengah. Berdasarkan teknik ini, setiap butir soal didiskusikan secara bersama-sama dengan beberapa ahli dan dimoderatori oleh satu orang.

    Kelebihan : Setiap butir soal dapat dituntaskan secara bersama-sama, perbaikannya seperti apa

    Kelemahan : Teknik ini adalah memerlukan waktu lama untuk rnendiskusikan setiap satu butir soal.

    2. Teknik panel merupakan suatu teknik menelaah butir soal yang setiap butir soalnya ditelaah berdasarkan kaidah penulisan butir soal. Para penelaah dipersilakan memperbaiki langsung pada teks soal dan memberikan komentarnya serta memberikan nilai pada setiap butir soalnya yang kriterianya adalah: baik, diperbaiki, atau diganti.

    Prosedur analisis

    Untuk mempermudah prosedur pelaksanaan dapat menggunakan format penelahaan soal yang digunakan sebagai dasar untuk menganalisis setiap butir soal.

    Model format penelaahan soal :

    * [Download not found]
    * [Download not found]
    * [Download not found]
    * RPP-Penjas-X-11 (9)

    Analisis Secara Kuantitatif

    Pengertian

    Penelaahan butir soal didasarkan pada data empirik dari butir soal terkait yang telah diujikan.

    Pendekatan analisis

    Klasik

    Analisis butir soal secara klasik adalah proses penelaahan butir soal melalui informasi dari jawaban peserta didik guna meningkatkan mutu butir soal yang bersangkutan dengan menggunakan teori tes klasik.

    Kelebihan : mudah , murah, sederhana, familier digunakan guru-guru,dapat menggunakan data sampel kecil.

    Kelemahan :

    (1) Tingkat kemampuan dalam teori klasik adalah “true score”. Jika tes sulit artinya tingkat kemampuan peserta didik mudah. Jika tes mudah artinya tingkat kemampuan peserta didik tinggi.

    (2) Tingkat kesukaran soal didefinisikan sebagai proporsi peserta didik dalam grup yang menjawab benar soal. Mudah/sulitnya butir soal tergantung pada kemampuan peserta didik yang dites dan kemampuan tes yang diberikan.

    (3) Daya pembeda, reliabilitas, dan validitas soal/tes didefinisikan berdasarkan grup peserta didik.

    Modern

    Penelaahan butir soal dengan menggunakan Item Response Theory (IRT) atau teori jawaban butir soal. Teori ini merupakan suatu teori yang menggunakan fungsi matematika untuk menghubungkan antara peluang menjawab benar suatu soal dengan kemampuan siswa.

    IRT merupakan hubungan antara probabilitas jawaban suatu butir soal yang benar dan kemampuan siswa atau tingkatan/level prestasi siswa.

    Kelebihan :

    (1) asumsi banyak soal yang diukur pada trait yang sama, perkiraan tingkat kemampuan peserta didik adalah independen;

    (2) asumsi pada populasi tingkat kesukaran, daya pembeda merupakan independen sampel yang menggambarkan untuk tujuan kalibrasi soal;

    (3) statistik yang digunakan untuk menghitung tingkat kemampuan siswa diperkirakan dapat terlaksana

    Kelemahan : prosesnya cukup rumit dan sulit

    Penghitungan dalam penelaahan butir soal secara kuantitatif dapat menggunakan bantuan kalkulato scientific atau program komputer.

    Program yang sudah dikenal secara umum adalah EXCEL, SPSS (Statitistical Program for Social Science), atau program khusus seperti ITEMAN (analisis secara kiasik), RASCAL, ASCAL, BILOG (analisis secara item respon teori atau IRT), FACETS (analisis model Rasch untuk data kualitatif).
    Share:

    Jadwal Waktu Sholat

    TIME WIB

    TV EDUKASI LIVE

    Popular Posts

    Recent Posts

    Pages