SMK Binawiyata Sragen

  • This is default featured slide 1 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 2 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 3 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 4 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 5 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Analisis Node/Simpul/Titik Rangkaian Elektronika

Nodal / Simpul /titik Analysis By using this method, we will first obtain the size of the voltage on each of a series in which later can be used to explore the amount of electricity the other.

Stages to implement a Nodal / Simpul / Titik Analysis is this:
  1. Determine the amount of twist in the series.
  2. Choose a Simpul reference mark and the rest with a certain voltage, such as V1, V2, V3 and so on.
  3. Determine the direction of flow on each knot. On a note that is not the directions, the directions are usually chosen exit / leave the simpul. Rename the current I1, i2, I3, and so on.
  4. Apply Kirchoff current law at every twist in the simpul, except reference. Consider that all flows that do not know the directions, will leave every simpul.
  5. Complete equality of linear simultan

Example
From the following series, specify the size of the voltage is in each simpul it!


Answer:
Determine the number of simpul:



Simpul V1:


Simpul V2:


Expressed in the form of a matrix:
Share:

Hukum OHM

Hukum Ohm
States that "the voltage across the various types of materials are proportionate with the straight flow of the stream." Mathematically expressed by:
Hukum Ohm

Ohm's law formula can be derived as follows:
Hukum Ohm

V is the voltage (in volt), I is the current that flows (in ampere) and R is resistansi or obstacles (in ohm, Ω) which is 1 ohm value is equal to 1 volt / ampere.
Resistansi is a measure of how large flow by preventing elements. Reverse of resistansi (1 / Ω, S) is called with konduktansi (G). Konduktansi is a measure of how good flowing currents akan allowed in the series. The mathematical relationship between resistansi and konduktansi stated with
Hukum Ohm
Example 1
Determine the current that flows in the series when a 12 volt battery is connected with a resistor of 2 Ω!
Answer:
Hukum Ohm
Example 2
Specify resistansi of 44 fluorescent light wall W, which when connected with the voltage of 220 V will then flow currents of 200 mA!
Answer:
Hukum Ohm
Share:

Hukum Kirchoff Arus - Kirchoff tegangan

- Hukum Kirchoff Arus

States that "all the algebraic number of the flow enters a knot / point in the series is a zero" or "the amount of flow that enters the knot in a series with the same amount of flow that is out of the knot."
Expressed mathematically with


As an illustration shown in the picture below:



So based on the law applicable kirchof flow:



-Hukum Kirchoff Tegangan
States that "the amount of voltage that all algebraic corral a road closed (loop) in a series of electricity is zero." Mathematically expressed by:



As an illustration shown in the picture below:



So based on the law applicable kirchoff voltage:




-Example Kirchoff Tegangan

Determine the voltage of the unknown in the following series!



Answer:
By applying Kirchoff voltage law is


-Example Kirchoff Arus
Determine the flow of the unknown from the image below!


Answer:
By applying the law kirchoff flow on a point, it will be valid

By applying the law kirchoff flow at the point b, it will be valid



By applying the law kirchoff flow at the point c, it will be valid

Share:

Analisis Loop/Mesh pada Rangkian Elektronika

Stages to implement the Loop Analysis / Mesh is this:
1. Determine the direction of flow in each loop in the series. Usually selected with the clockwise direction.
2. Determine the polarity of each element in the series.
       a. In the source: cash flow from the polarity (-) to the polarity (+)
       b. In the burden: cash flow from the polarity (+) to the polarity (-)
3. Apply Kirchoff Voltage Law in each loop is in series, so that equality of the number of the loop.
4. Complete the simultaneous equation.

Example :
Decide which is the current flowing in each loop of the following series! :

Answer:
specify the first flow direction in each loop. We select the direction of the finger so that it becomes a series:


By applying Kirchoff voltage law to each loop is



With substitution and eleminasi second loop equation is:


Equality of loop I1

Simultans that equality can also be obtained by using matrix algebra with the first claim to the loop equation in the form of a matrix as follows:
Share:

Besaran Pokok dan Besaran Turunan

Besaran Listrik

Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur, dihitung, memiliki nilai dan satuan. Besaran menyatakan sifat dari benda. Sifat ini dinyatakan dalam angka melalui hasil pengukuran. Oleh karena satu besaran berbeda dengan besaran lainnya, maka ditetapkan satuan untuk tiap besaran. Satuan juga menunjukkan bahwa setiap besaran diukur dengan cara berbeda.

Besaran Pokok
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu dan tidak diturunkan dari besaran lain.

Besaran pokok dalam Sistem Internasional


Nama Simbol dalam rumus Simbol dimensi Sat. Stand.
Internas
Simbol satuan
Panjang l, x, r, dll. [L] meter m
Waktu t [T] detik (sek.) s
Massa m [M] kilogram kg
Arus listrik I, i [I] ampere A
Suhu T [θ] kelvin K
Jml. molekul n [N] Mol mol
Intensitas cahaya Iv [J] Kandela Cd
Keterangan dari macam-macam besaran pokok itu adalah:

Panjang
Satuan panjang adalah "meter".
Definisi :
    Satu meter adalah jarak yang ditempuh cahaya (dalam vakum) dalam selang waktu 1/299 792 458 sekon.

Massa
Massa zat merupakan kuantitas yang terkandung dalam suatu zat. Satuan massa adalah "kilogram" (disingkat kg)
Definisi :
    Satu kilogram adalah massa sebuah kilogram standar yang disimpan di lembaga Timbangan dan Ukuran Internasional (CGPM ke-1, 1899)

Waktu
Satuan waktu adalah "sekon" (disingkat s) (detik)
Definisi :
    Satu sekon adalah selang waktu yang diperlukan oleh atom sesium-133 untuk melakukan getaran sebanyak 9 192 631 770 kali dalam transisi antara dua tingkat energi di tingkat energi dasarnya (CGPM ke-13; 1967) 

Kuat arus listrik
Satuan kuat arus listrik adalah "Ampere" (disingkat A)
Definisi :
    Satu Ampere adalah kuat arus tetap yang jika dialirkan melalui dua buah kawat yang sejajar dan sangat panjang, dengan tebal yang dapat diabaikan dan diletakkan pada jarak pisah 1 meter dalam vakum, menghasilkan gaya 2 X 10-7 newton pada setiap meter kawat.

Suhu
Satuan suhu adalah "kelvin" (disingkat K)
Definisi
    Satu Kelvin adalah 1/273,16 kali suhu termodinamika titik tripel air (CGPM ke-13, 1967).
Dengan demikian, suhu termodinamika titik tripel air adalah 273,16 K. Titik tripel air adalah suhu dimana air murni berada dalam keadaan seimbang dengan es dan uap jenuhnya.


Jumlah molekul
Satuan jumlah molekul adalah "mol".

Intensitas cahaya
Satuan intensitas cahaya adalah "kandela" (disingkat Cd).
Definisi :
    Satu kandela adalah intensitas cahaya suatu sumber cahaya yang memancarkan radiasi monokromatik pada frekuensi 540 X 1012 hertz dengan intensitas radiasi sebesar 1/683 watt per steradian dalam arah tersebut (CGPM ke-16, 1979)

 Besaran turunan

Besaran turunan adalah besaran yang didapat dari penggabungan besaran-besaran pokok.
Contoh besaran turunan:
Besaran Satuan Singkatan
Kecepatan meter per sekon m/s
Percepatan, percepatan gravitasi meter per sekon kuadrat m/s²
Luas meter persegi
Volume meter kubik
Gaya, berat, tegangan tali Newton (kilogram meter per sekon persegi) kg m/s²
Debit meter kubik per detik m³/s
Energi, usaha Joule J
Rapat tenaga joule per meter kubik J/m³
Tegangan permukaan, tetapan pegas Newton per meter N/m
Share:

Satuan - Satuan Listrik dan Besaran Listrik

Satuan Satuan Listrik

 

  1. Joule (J)
    Adalah satuan dasar untuk kerja atau energi yang didefinisikan sebagai 1 Newton-meter (1Nm). Penggunaan gaya 1 N yang konstan sepanjang jarak 1 meter akan mengeluarkan energi 1 Joule. 1 Joule adalah ekivalen dengan 0, 73756 kaki Pound Gaya (ft-lbf). Satuan Energi lainnya adalah Kalori (Cal), sama dengan 4,1868 Joule, Satuan Termal British (British Thermal Unit, Btu) yang besarnya sama dengan 1055,1 Joule dan KiloWatt-jam (KiloWatt-hour, KWh) sama dengan 3,6 X 106 Joule.
  2. Watt (W)
    Adalah banyaknya kerja yang dilakukan per satuan waktu. Satuan dasar daya adalah Watt (W) yang didefinisikan sebagai 1 Joule/second. 1 Watt adalah ekivalen dengan 0,7375 ft-lbf/s. Juga ekivalen dengan 1/745,7 daya kuda (Horse Power = HP).
  3. Newton (N)
    Adalah satuan dasar untuk gaya yang menyatakan gaya yang diperlukan untuk memberikan percepatan sebesar 1 meter per detik (1m / s2) kepada massa 1 kg. Gaya 1 Newton adalah ekivalen dengan 0,22481 Pound Gaya (lbf).

Besaran Listrik

  1. Muatan Listrik
    Gaya listrik terdiri dari dua macam, yaitu :
    1. Gaya listrik yang saling tarik-menarik (tidak sejenis)
    2. Gaya listrik yang tolak-menolak (sejenis)
    Semua materi terdiri dari bagian-bagian yang disebut dengan atom. Atom terdiri atas tiga macam partikel dasar, yaitu :
    1. Elektron (Bermuatan listrik Negatif)
    2. Proton (Bermuatan listrik Positif)
    3. Neutron (tidak bermuatan listrik)
    Massa dari ketiga partikel tersebut telah ditentukan secara ekperimental dan besarnya adalah 9,10956 x 10-31 kg untuk Elektron dan ± 1840 kali lebih besar untuk Proton dan Neutron.Satuan muatan dasar disebut dengan Coulomb Menurut Charles Coulomb : "Dua partikel kecil yang bermuatan identik dan berjarak satu meter dalam vakum dan tolak-menolak dengan gaya sebesar 10-7 c2 Newton mempunyai muatan yang persis identik, yang besarnya masing-masing ± satu Coulomb".
  2. Arus
    Muatan yang bergerak disebut dengan arus. Arus yang terdapat di dalam sebuah jalur tertentu, seperti misalnya kawat logam (tembaga), mempunyai besar dan arah yang diasosiasikan dengan adanya muatan bergerak melalui sebuah titik tertentu per satuan waktu dalam arah tertentu. Definisi umum dari arus sebagai perubahan muatan per satuan waktu, dq/dt. Simbol arus adalah I atau i,

    maka : i = dq/dt ………. ampere (A)

    Satuan dasar arus adalah ampere (A), yang menyatakan banyaknya muatan yang mengalir dengan laju 1 C/s. Kata ampere berasal dari nama seorang ilmuan dari Prancis, yaitu : A.M Ampere.

    Adapun jenis-jenis arus, yaitu :
    a. Arus Searah (Direct Current)
    Adalah arus yang konstan (tetap).
    b. Arus Bolak-balik (Alternating Current)
    Adalah arus yang berubah menurut bentuk gelombang sinusoidal terhadap waktu (t).
    c. Arus Eksponensial
    Adalah arus yang berbentuk eksponensial.
    d. Arus Sinus Teredam
    Adalah arus yang berbentuk sinus teredam
  3. Tegangan
    Elemen rangkaian yang umum akan ditandai dengan sepasang titik ujung (terminal) yang dapat dihubungkan dengan elemenelemen rangkaian yang lain. Misalkan bahwa sebuah arus searah diarahkan ke titik ujung (terminal) A melalui elemen memerlukan pengeluaran energi.

    Maka dikatakan terdapat tegangan listrik atau perbedaan potensial diantara kedua titik ujung tersebut, atau terdapat tegangan listrik atau selisih potensial "melintasi" elemen tersebut.

    Secara khusus tegangan melintasi elemen didefinisikan sebagai kerja yang perlu untuk menggerakan muatan positif sebesar 1 C dari satu titik ujung melalui alat tersebut ke titik ujung yang lain. Satuan untuk tegangan adalah volt (V), yang sama dengan 1 Joule / Coulomb dan tegangan dinyatakan dengan simbol atau lambang V atau volt. Kata volt berasal dari nama seorang ilmuan Italia, yaitu : Allessandro Guiseppe Antonio Anastasio Volta. Tanda untuk tegangan dinyatakan dengan tanda aljabar plus (+) atau minus (-).


  4. Daya
    Tegangan telah didefinisikan sebagai energi yang dibelanjakan dan daya adalah laju dengan energi dibelanjakan. Lambang atau simbol daya adalah P atau p. Jika satu joule energi diperlukan untuk memindahkan satu coulomb muatan per detik melalui alat adalah satu watt. Tenaga yang diserap ini haruslah sebanding dengan banyaknya coulomb yang dipindahkan per detik, atau arus, dan sebanding dengan energi yang diperlukan untuk memindahkan satu coulomb melalui elemen atau tegangan, atau watt. Jadi :
    P = V. I ………. watt
Share:

Instalasi Listrik

Listik bisa menjadi kawan atau lawan, tergantung bagaimana kita mempergunakannya. Ini beberpa tips yang saya ambil dari website PLN Jabar.

Tips Merawat Instalasi Listrik di Kantor
Dalam penyambungan listrik, kabel yang terpasang di Tiang Jaringan Tegangan Rendah (JTR), kabel Sambungan Kantor sampai ke Alat Pembatas dan Pengukur (APP – terdiri dari KWH Meter dan MCB atau Mini Circulate Breaker) adalah asset milik PLN. Sedangkan rangkaian kabel yang terpasang sebagai Instalasi Listrik kantor/bangunan adalah asset milik pelanggan.
Tips berikut akan membantu Anda untuk ikut peduli dan turut memelihara Instalasi Listrik :
  1. Pastikan Instalasi Listrik di kantor/bangunan milih Anda telah terpasang dengan tepat, benar dan aman serta menggunakan material listrik yang terjamin kualitasnya dan sesuai kapasitasnya.
  2. Lakukan pemeriksaan rutin, minimal setahun sekali untuk memastikan apakah instalasi listrik masih layak untuk digunakan atau perlu direhabilitasi.
  3. Jika instalasi listrik telah terpasang lebih dari 5 (lima) tahun, sebaiknya perlu untuk direhabilitasi. Hal ini untuk menjaga agar instalasi listrik tetap layak dipergunakan dan mencegah kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
  4. Pergunakan peralatan kantor tangga elektronik yang disesuaikan dengan daya tersambung dan kapasitas/kemampuan kabel instalasi listrik yang terpasang.
  5. Jika ingin memasang, merehabilitasi atau memeriksa instalasi listrik, sebaiknya menggunakan jasa instalatir yang resmi terdaftar sebagai anggota AKLI (Asosiasi Kontraktor Listrik Indonesia). Informasi tentang Instalatir Listrik dapat menghubungi kantor PLN terdekat.
Tips Mencegah Bahaya Listrik
  1. Jangan menumpuk stop kontak pada satu sumber listrik.
  2. Gunakan pemutus arus listrik (Sekering) yang sesuai dengan daya tersambung, jangan dilebihkan atau dikurangi.
  3. Kabel-kabel listrik yang terpasang di kantor jangan dibiarkan ada yang terkelupas atau dibiarkan terbuka.
  4. Jauhkan sumber-sumber listrik seperti stop kontak, saklar dan kabel-kabel listrik dari jangkauan anak-anak.
  5. Biasakan menggunakan material listrik, seperti kabel, saklar, stop kontak, steker (kontak tusuk) yang telah terjamin kualitasnya dan berlabel SNI (Standar Nasional Indonesia) / LMK (Lembaga Masalah Kelistrikan) / SPLN (Standar PLN).
  6. Pangkaslah pepohonan yang ada di halaman kantor jika sudah mendekati atau menyentuh jaringan listrik.
  7. Hindari pemasangan antene televisi terlalu tinggi sehingga bisa mendekati atau menyentuk jaringan listrik.
  8. Gunakan listrik yang memang haknya, jangan mencoba mencantol listrik, mengutak-atik KWH Meter atau menggunakan listrik secara tidak sah.
  9. Biasakan bersikap hati-hati, waspada dan tidak ceroboh dalam menggunakan listrik.
  10. Jangan bosan-bosan untuk mengingatkan orang kantor agar tidak menggunakan peralatan kantor yang sudah korsleting.
Bisa ditambahkan disini adalah pemasangan ELCB (earth leakage circuit breaker) yang sekarang telah banyak digantikan dengan GFI (ground fault interrupter) atau RCD (residual-current device). Piranti ini fungsinya untuk memutuskan hubungan apabila ada kebocoran arus listrik atau apabila ada orang yang tersengat listrik. Kebanyakan piranti ini dipasang di kamar toilet (stop kontak untuk hair dryer atau electric shaver/pencukur kumis) atau service room (tempat mesin cuci), yang pada umumnya memiliki lantai basah.
Selain dari pada itu, apabila memiliki kantor baru maka lebih baik meminta untuk dipasang instalasi listrik dengan sistem 3 kabel (R/S/T, Netral dan Grounding). Karena ini akan memastikan bahwa peralatan listrik anda akan memiliki pembumian/grounding yang benar. Pernahkan anda terasa kesetrum ketika memegang lemari es? Ini kemungkinan karena instalasi listrik di kantor anda tidak memakai sistem 3 kabel. Maaf ini tidak sama dengan instalasi listrik 3 phase. Karena instalasi listrik 3 phase memakai sistim 4 kabel ( R, S, T dan Netral ) ditambah 1 kabel Grounding yang biasanya merupakan kabel khusus grounding
Share:

Aplikasi Tombol pada ATMega8535 Menggunakan Bahasa BASCOM AVR

Pada aplikasi ini saya menggunakan 2 jenis tombol yang berbeda. Pertama menggunakan Tombol Push Button, sedangkan yang kedua menggunakan Tombol Toggle. Maka disini saya membuat 2 buah contoh program untuk masing-masing jenis tombol.
Tombol Push Button.
Pada program pertama, saya menggunakan tombol push button sebagai masukan melalui PortC, dengan indikator yang ditunjukan pada 7Segment di PortA. Jika tombol tidak ditekan, maka data akan terbaca sebagai Low (0), Jika tombol ditekan maka data akan terbaca High (1). Maka untuk dapat membedakan pembacaan tombol pada saat ditekan atau tidak, saya menghubungkan tombol push button dengan Vcc +5 Volt DC. 
Gambar Rangkaian Aplikasi Tombol
Contoh Program 1
’Program Baca Masukan Tombol Push Button
  1 $regfile = "m8535.dat"
  2 $crystal = 4000000
  3 Config Porta = Output
  4 Config Portd = Output
  5 Config Portb = Input
  6 Config Portc = Input
  7 
  8 Do
  9 Select Case Pinc
 10 Case 1 : Porta = 1
 11 Case 2 : Porta = 2
 12 Case 4 : Porta = 3
 13 Case 8 : Porta = 4
 14 Case 16 : Porta = 5
 15 Case 32 : Porta = 6
 16 Case 64 : Porta = 7
 17 Case 128 : Porta = 8
 18 
 19 'Case Else : Porta = 0
 20 End Select
 21 Waitms 1
 22 Loop
 23 End 
Tombol Toggle.
Pada program kedua, saya menggunakan tombol toggle (On/Off) sebagai masukan melalui PortB dan menggunakan indikator keluaran LED melalui PortD. Program yang digunakan sangat sederhana seperti contoh program dibawah ini.
Contoh Program 2 ’Program Baca Masukan Tombol Toggle
  1 $regfile = "m8535.dat"
  2 $crystal = 4000000
  3 Config PortD = Output
  4 Config PortB = Input
  5 
  6 Do
  7 PortD=PinB
  8 Loop
  9 End 
Share:

Merubah Default Boot dengan 2 Sistem Operasi (Ubuntu & Win XP)

Anda pengguna UBUNTU dan Windows XP …..??? YESS !!!
Jika Anda sudah menggunakan Windows XP dan baru menginstal UBUNTU, pada saat proses booting komputer default Operating Systemsnya adalah UBUNTU…. iya to?? Nah, bagaimana jika ingin merubah default systemnya menjadi Windows XP?
Oia, saya saat ini dalam keseharian menggunakan UBUNTU 11.04 Natty Narwhal dan Windows XP. Setelah minta petunjuk Paman Google akhirnya nemu juga artikel tutorialnya di TahuTek.net “Blog Ubuntu/Linux Indonesia”. Okay.. begini caranya:
perhatikan gambar ya.. coba temukan 4 perbedaan… LOh..???? hehehehe ;)
Gambar di atas ini adalah pilihan menu booting, perhatikan angka yang telah dibuat berwarna merah-angka itu yang akan kita gunakan untuk set default. Nah.. trus gimana kalau kita akan menghidupkan sistem operasi Windows XP secara default?
Langkahnya…
-1- Masuk ke Operating System UBUNTU dan buka aplikasi Terminal, selanjutnya masuk ke root
-2- Jika sudah berada di root selanjutnya buka konfigurasi grub dengan ketik
sudo gedit /boot/grub/grub.cfg
Setelah di tekan tombol Enter maka akan muncul form konfigurasi grub dan rubah set default “0″ menjadi angka “4″ dan Save !
Coba deh sekarang coba restart komputer Anda…. dan perhatikan apa yang terjadi….
Share:

APAPUN KURIKULUMNYA, MUTU GURU KUNCINYA

Educational change depends on what teachers do and think - it"s as simple and as complex as that. It would all be so easy if we could legislate changes in thinking. Classrooms and schools become effective when (1) quality people are recruited to teaching, and (2) the workplace is organized to energize teachers and reward accomplishments. The two are intimately related. Professionally rewarding workplace conditions attract and retain good people." The New Meaning of Educational Change, 3rd ed. Fullan (2001:115).
ini bukan versi iklan "Apapun makannya, minumnya..." tapi judul ini memang perlu saya tampilkan agar para pengambil kebijakan pendidikan d Indonesia sadar bahwa jika mereka ingin membuat perubahan yang berarti dalam bidang pendidikan maka fokus utama mereka haruslah tetap pada kualitas guru. Seperti yang dikatakan oleh Fullan, kelas dan sekolah baru akan efektif apabila
(1) kita merekrut orang-orang terbaik untuk menjadi guru, dan
(2) lingkungan kerja guru dibuat nyaman dan kondusif untuk bekerja dan mendorong mereka untuk berkarya agar mereka tidak loncat mencari pekerjaan lain. Itu kalau kita mau melakukan perubahan dalam pendidikan lho! Tapi kalau sekedar menjalankan pendidikan seadanya ya lakukan saja apa yang sudah dilakukan selama ini.

Memiliki dan mendapatkan guru-guru berkualitas prima itu semakin lama semakin perlu mengingat bahwa dunia pendidikan perlu mengalami perubahan yang sama cepatnya dengan dunia ilmu pengetahuan dan dunia bisnis. Kalau tidak maka dunia pendidikan hanya akan menghasilkan lulusan-lulusan yang "katrok" terhadap perkembangan dunia lain. Apapun perubahan dan inovasi pendidikan yang hendak dilakukan oleh bangsa ini kalau mutu guru rendah maka semuanya akan sia-sia. Segala ambisi besar macam "Sekolah Bertaraf Internasional" pada akhirnya akan kandas bertekuk lutut di kaki guru yang sama sekali tak bertaraf internasional. Paling banter nantinya akan menjadi "Sekolah Bertarif Internasional"

Coba bayangkan betapa "katrok"nya dunia pendidikan kita yang lebih dari 90% gurunya ternyata tidak mengenal dunia internet dan tidak punya akses ke dunia maya. Padahal di semua sudut dunia orang dari berbagai macam suku, bangsa, agama, dan pendidikan sudah terhubung dan berkomunikasi dengan internet. Apa jadinya jika orang-orang "katrok" diminta untuk mengadakan perubahan di dunia ini?
PERUBAHAN KURIKULUM

Perubahan kurikulum dalam sistem pendidikan kita adalah sebuah keniscayaan. Kalau tidak berubah berarti kita semakin tertinggal. Kalau sekolah kita tidak mengajarkan pemanfaatan komputer sebagai alat belajar dan internet sebagai sumber belajar maka sekolah kita jelas akan tertinggal jauh di belakang. Kita hanya akan menghasilkan lulusan-lulusan yang tidak kompatibel dengan kebutuhan dunia baru yang mensyaratkan kemampuan memanfaatkan internet sebagai media dalam segala urusan dunia modern. Itu artinya kita hanya akan meluluskan siswa dengan kualitas "dunia agraris" belaka. Sungguh celaka! Itu sebetulnya sudah dipahami oleh semua pihak. Untuk bisa menghasilkan siswa-siswa yang siap berkompetisi dalam dunia modern maka mereka mesti dididik oleh para guru yang memiliki kapasitas dan kompetensi yang memadai dengan kebutuhan masa depan tersebut. Masalahnya adalah apakah para guru kita mampu untuk diajak terus menerus berlari mengejar perkembangan jaman dan teknologi jika mereka tidak pernah, dan lebih parah lagi, tidak mau dilatih dan dibimbing?

Dunia pendidikan kita memang menghadapi masalah besar dengan kompetensi para gurunya. Seorang pengamat pendidikan dengan masygul berkata bahwa dunia pendidikan kita dilaksanakan oleh mayoritas orang-orang yang tidak kompeten. Menyakitkan tapi memang begitu faktanya. Itu adalah buah dari kebijakan pendidikan sebelum ini yang merekrut guru secara asal-asalan dan pada akhirnya dunia pendidikan diisi oleh orang-orang yang tidak kompeten. Dan kita harus menanggungnya sekarang. Ironinya adalah bahwa kita hampir tidak punya daya untuk mengubah keadaan tersebut. Berbagai upaya untuk memperbaiki kompetensi dan profesionalisme guru nampaknya selalu terganjal oleh fakta bahwa banyak guru yang tidak mampu (dan juga tidak mau) untuk ditingkatkan kualitasnya. Dari sononya memang sudah "katrok" dan tidak bisa diperbaiki. Hanya sebagian kecil saja guru yang memiliki "tulang bagus" dan bisa dididik dan dilatih ulang.
MUTU GURU KENDALA TERBESAR KURIKULUM KITA

Fakta menunjukkan bahwa mutu guru di Indonesia masih jauh dari memadai untuk melakukan perubahan yang sifatnya mendasar macam mengenal dan menggunakan internet sebagai media pembelajaran. Lebih ke bawah lagi. para guru bahkan belum mengenal pengajaran dengan menggunakan proyek-proyek yang menggabungkan beberapa mata pelajaran sekaligus. Pengajaran tematik bahkan masih asing terdengar oleh para guru. Kurikulum ini hanya dipahami secara parsial sehingga juga diterapkan secara parsial. Ketidakmampuan memahami pendekatan yang mendasari kurikulum ini membuat para guru tidak berusaha untuk mengubah pola pengajaran lama mereka secara mendasar. Mereka belum mampu untuk melaksanakan KBM dalam sebuah proyek secara bersama dengan guru-guru dari bidang studi lain. Guru belum memahami konstelasi bidang studi yang diajarkannya dalam kaitan dan hubungannya dengan bidang studi lain dan masih melihat berbagai bidang studi secara terpisah dan tersendiri tanpa ada hubungan dengan bidang studi lain. Guru masih melihat bidang studinya berupa "text" dan belum "context" karena metode CTL (Contextual Teaching and Learning) masih berupa wacana dan belum menjadi pengetahuan, apalagi ketrampilan, bagi para guru.

Guru-guru masih terjebak pada filosofi dan pendekatan lamanya. Hal ini nampak jelas pada evaluasi yang mereka lakukan. Evaluasi yang digunakan oleh para guru dilapangan masih berpedoman pada paradigma lama yang hanya mengukur kemampuan kognitif dengan bentuk-bentuk evaluasi yang hampir tidak berubah sama sekali dengan kurikulum sebelumnya. Kesulitan utama pada guru-guru adalah ketidakpahaman mereka mengenai apa dan bagaimana melakukan evaluai dengan portofolio. Karena ketidakpahaman ini mereka kembali kepada pola assesmen lama dengan tes-tes dan ulangan-ulangan yang bersifat cognitive-based semata. Tidak adanya model sekolah yang bisa dijadikan sebagai rujukan membuat para guru tidak mampu melakukan perubahan, apalagi lompatan, dalam proses peningkatan kegiatan belajar mengajarnya.

Sebagian besar guru, bahkan pada sekolah-sekolah yang dianggap unggulan, bahkan belum paham benar dengan prinsip "student-centered" dan kegiatan belajar mengajar masih berpusat pada gurunya. CBSA yang sebelum ini telah dikenalkan masih berupa wacana dan belum menjadi kegiatan sehari-hari di kelas. Mereka hanya mengambil kulit-kulitnya dan tidak paham esensinya. Saat ini sekolah-sekolah berlomba-lomba menerapkan moving class tanpa tahu apa sebenarnya inti dari moving class tersebut sehingga yang terjadi samasekali berbeda dengan apa yang hendak dicapai oleh sistem moving class tersebut. Dan itu juga lagi-lagi karena rendahnya kualitas guru sehingga mereka tidak mampu menyerap dan memahami apa sebenarnya dibalik berbagai perubahan yang terjadi di negara-negara maju. Mereka mengikuti tapi tidak paham apa sebenarnya yang mereka ikuti itu.

Alih-alih berupaya untuk meningkatkan kualitas guru melalui pelatihan yang terporgram secara sistematis dan mendasar pemerintah justru mengeluarkan kebijakan Ujian Nasional yang kontraproduktif tersebut. Bagaimana mungkin sekolah diminta untuk mendidik dan melatih siswa agar memiliki kompetensi tapi dilain pihak pemerintah masih bersikeras menggunakan bentuk evaluasi Ujian Nasional (UN) untuk menentukan kelulusan siswa. Ujian Nasional yang cognitive-based sama sekali tidak sejalan dengan KBK secara filosofis. Seperti yang dikatakan oleh Bagong Suyanto, mantan Ketua Komisi Litbang Dewan Pendidikan Jawa Timur :�Penilaian yang berorientasi pada hasil daripada proses ini, sedikit banyak menyebabkan orientasi siswa menjadi bersifat karbitan, cenderung ingin hasil yang instan, dan ujung-ujungnya yang lahir adalah mental potong kompas: bukan sesuatu yang substansial. implikasi dari model penilaian prestasi belajar siswa semacam ini sebetulnya rawan, menyebabkan terjadinya kualitas pembelajaran menjadi stagnan, bahkan kontra-produktif. (Kompas, 31 Januari 2005)

 Bagaimana mungkin pendidikan kita akan melahirkan generasi muda yang militan, beretos kerja tinggi, siap menghadapi tantangan global, dan dapat bersaing dengan bangsa-bangsa lain ketika proses pembelajaran di sekolah hanya menghamba pada kurikulum, mengabdi pada UN, berkutat pada bagaimana mengerjakan soal-soal dalam LKS/PR, dan menghafal soal-soal dan kunci-kunci jawaban UN yang melecehkan itu? Bukankah UN hanya mengukur pencapaian prestasi akademik siswa terhadap sejumlah tujuan instruksional? Bagaimana dengan prestasi non-akademik yang telah mereka raih?" Pertanyaan yang sulit untuk kita jawab.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional sebetulnya sudah sangat jelas mengatur bahwa evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik (baca: guru) untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.
Sifat dan Fenomena Perubahan

   1. New Materials

      Materi baru, apapun itu, merupakan bagian yang tangible dalam suatu inovasi, baik itu berupa benda (komputer baru) ataupun kebijakan (kurikulum baru) sekaligus yang relatif paling mudah diusahakan.

   2. New Behaviour/Practices

      Yang sulit adalah dalam melakukan perubahan. Keahlian, latihan, dan metoda pelajaran apa yang harus dilakukan jika guru melaksanakan KBM? Perubahan prilaku menunjukkan hal yang lebih rumit. Bahan pelajaran bisa didapatkan dalam semalam, namun ini tidak menjanjikan bahwa besoknya kita menjadi ahli dalam melakukannya. Perubahan adalah sautu proses dan bukan sekedar kejadian. Untuk mengembangkan keahlian secara teus menerus diperlukan upaya pengembangan profesi.

   3. New Belief/Understanding

      Bagaimana kita memahami perubahan adalah hal yang sangat penting untuk membuat penilaian apakah kita akan melaksanakannya atau tidak dan bagaimana menggunakannya.

BAGAIMANA KUALITAS GURU YANG DIBUTUHKAN AGAR KURIKULUM BISA SUKSES?

Guru harus diajak berubah dengan dilatih terus menerus dalam pembuatan satuan pelajaran, metode pembelajarannya yang berbasis Inquiry, Discovery, Contextual Teaching and Learning, menggunakan alat bantunya, menyusun evaluasinya, perubahan filosofisnya, dll.
Achmad Sapari, mantan Kasi Kurikulum Subdiknas TK/SD Dindik Kab. Ponorogo Guru harus terus ditingkatkan sensifitasnya dan kreatifitasnya. Sensifitas adalah kemampuan guru untuk mengembangkan kepekaan-kepekaan paedagogisnya untuk kepentingan pembelajaran.
Jika guru telah memiliki kualitas sebagai guru professional maka tuntutan kurikulum bagaimana pun tentu akan dapat dipenuhinya. Seorang guru profesional adalah bak seorang Chef ahli yang dapat diminta untuk membuat masakan jenis apa pun sepanjang bahan dan peralatannya tersedia. Seorang Chef ahli bahkan bisa membuat masakan yang enak meski bahan dan peralatannya terbatas.

BAGAIMANA UNTUK MENCAPAI ITU SEMUA?

Mulai sekarang rekrutlah guru-guru yang memang memiliki kualifikasi tinggi pada bidangnya. Syarat utama bagi guru untuk dapat mengajar dengan baik adalah guru yang memiliki kapasitas penguasaan materi yang telah memadai. Guru harus benar-benar kompeten dengan materi yang akan diberikannya. Guru yang tidak kompeten tentu tidak akan dapat menghasilkan siswa yang kompeten.

Selain itu guru juga harus memiliki komitmen yang benar-benar tinggi dalam usaha untuk mengembangkan kurikulum ini. Guru yang memiliki motivasi rendah tidak akan dapat melaksanakan KBK ini karena KBK menuntut kerja keras guru untuk mempersiapkan dan melaksanakannya di kelas.

Setelah itu berikan pelatihan tentang pembelajaran sebanyak-banyaknya dan biarkan mereka berkreasi di kelas. Kalau perlu magangkan mereka ke sekolah-sekolah internasional agar mereka melihat langsung bagaimana pendekatan competence-based dilakukan di kelas. Berikan otonomi seluas-luasnya pada mereka untuk mengembangkan kurikulum.

Apabila guru telah dapat menguasai materi yang hendak diajarkannya maka guru harus dapat mengupdate dirinya. Pelatihan terus menerus adalah jawabnya. Baik itu metodologi-metodologi pengajaran yang berkorelasi dengan penguasan KBK, maupun pemahaman filosofi dan paradigma yang menyertainya. Pelatihan ini harus dibarengi dengan usaha-usaha keras untuk mengembangkan sensifitas dan kreatifitas dari masing-masing guru untuk mengembangkan sendiri metodologi yang tepat bagi siswa masing-masing. Practice….practice…. and practice.

Sekolah juga harus terus aktif untuk meningkatkan motivasi dari para gurunya dalam memberikan pengajaran yang terbaik bagi siswa-siswanya, Sekolah berkewajiban untuk meningkatkan kompetensi guru-gurunya dalam memahami materi yang diajarkannya dan metodologi penyampaiannya. Untuk itu sekolah harus secara berkala menyelenggarakan atau mengirim guru-gurunya untuk mengikuti seminar, loka-karya, pelatihan, magang, maupun studi banding ke sekolah-sekolah yang telah mampu melaksanakan sistem pengajaran yang efektif. Minimal guru harus dapat memperoleh 3 (tiga) kali seminar atau pelatihan mengenai bidang studi yang diajarkannya maupun tentang metodologi. Guru juga harus selalu aktif mengikuti perkembangan metodologi pengajaran dengan mengikuti berbagai kegiatan kelompok profesi sejenis maupun melalui buletin-buletin profesi.

Dianjurkan agar sekolah-sekolah mau belajar ke sekolah-sekolah internasional yang ada di kota masing-masing karena mereka telah lama melaksanakan pendekatan "student-centered" maupun "competence based" ini, terutama dalam penerapan evaluasi dengan menggunakan portofolio.

Ibarat koki yang harus memahami dasar-dasar tentang segala jenis bahan makanan dan peralatan masak sebelum ia mampu membuat suatu masakan atau sajian yang benar-benar berkualitas, guru juga harus memahami benar materi yang hendak diajarkannya dan tahu tentang bagaimana mengolahnya menjadi suatu kegiatan belajar mengajar yang mampu mengembangkan kompetensi siswa-siswanya. Dibutuhkan guru–guru profesional untuk dapat mengembangkan kurikulum apa pun dan bukan sekedar guru berkualitas "standar".

Guru profesional bukan hanya harus benar-benar menguasai materi yang harus disampaikannya kepada siswa dan kaitannya dengan tujuan pendidikan nasional secara filosofis maupun praktis. Ia juga harus paham hal-hal mendasar seperti prinsip belajar otak kiri dan kanan, pendekatan Quantum Teaching and Learning, pemahaman tentang Multiple Intelligences dan penerapannya di kelas, Taksonomi Bloom dan aplikasinya pada proses belajar mengajar, metode pengajaran Contextual Teaching and Learning, mengakses dan memanfaatkan internet sebagai wahana belajar, mengorkestrasikan materi yang diajarkannya dengan materi pelajaran lain dalam suatu KBM tematik dalam bentuk project. Guru profesional bukan hanya harus "well-performed", tapi juga harus "well-trained"", "well-equipped", dan tentunya juga "well-paid".
Share:

Jadwal Waktu Sholat

TIME WIB

TV EDUKASI LIVE

Popular Posts

Recent Posts

Pages